Mohon tunggu...
Nino Histiraludin
Nino Histiraludin Mohon Tunggu... profesional -

Mencoba membagi gagasan. Baca juga di www.ninohistiraludin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendorong Museum Minyak Atsiri Tawangmangu sebagai Wisata Edukasi Masa Depan

27 Agustus 2016   14:03 Diperbarui: 27 Agustus 2016   14:09 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tawangmangu   yang  masuk  wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terkenal dengan wisata alamnya. Terletak di daerah ketinggian, dengan hawa sejuk dan lanskap pemandangan alam yang menyejukkan mata. Jalannya berkelok-kelok dengan pemandangan alam  yang elok menawarkan suasana alam pedesaan yang asri dan tidak bisa ditemui lagi di perkotaan.

Selain dilengkapi dengan vila, hotel, wisma yang berderet sepanjang jalan,  di daerah ini  juga terdapat Grojongan Sewu yang popular menjadi salah satu tujuan wisatawan.   Sebelum sampai ke Grojogan Sewu,  wisatawan bisa juga sejenak meluangkan waktu ke Candi Cetho.

Karena  cukup popular, tak heran kalau Tawangmangu menjadi salah satu tujuan pariwisata di Jawa Tengah yang cukup terkenal.

Selama ini masyarakat lebih mengenal Grojogan Sewu, dan Candi Cetho  sebagai destinasi wisata mereka. Masih sebatas wisata alam yang  popular menjanjikan pesonanya yang aduhai.

Belum banyak yang tahu bahwa di Tawangmangu pernah ada pabrik minyak Atsiri yang  didirikan mantan Presiden Soekarno pada tahun 1963.

Saya sendiri juga pernah dua kali kesana, tahun lalu. Bersama beberapa teman menyempatkan diri untuk mampir di bekas pabrik minyak atsiri yang terletak di Plumbon, Karanganyar.

Saat saya ke sana, bangunan pabrik masih mangkrak dengan ilalang yang tumbuh tinggi menghalangi bangunan pabrik yang   berdiri kokoh menjulang.  Saat itu , saya mendengar, bahwa bekas pabrik minyak astiri tersebut  telah di ambil alih oleh seorang pengusaha di Solo dan akan direnovasi untuk di manfaatkan sebagai Museum Minyak Atsiri.

Minyak Atsiri, Kaya Manfaat tetapi Belum Cukup Populer

Minyak Atsiri sepemahaman saya, belum terlalu popular di telingga masyarakat. Setidaknya, belum banyak yang mengetahui kemanfaatan minyak atsiri yang bisa jadi sudah sering digunakan oleh masyarakat. Saya sendiri juga baru tahu tentang minyak atsiri setelah mengunjungi bekas pabrik minyak Atsiri di Tawangmangu tersebut.

Minyak atsiri  yang memanfaatkan batang, daun, akar dan bunga dari berbagai tamanan ini sering digunakan  sebagia bahan campuran untuk berbagai produk  yang digunakan untuk bermacam-macam keperluan.

Pada era sekarang ini banyak yang memanfaatkan minyak atsiri  tidak hanya sebagai wewangian saja  yang menunjang penampilan tetapi sudah merambah ke perawatan kesehatan.  Bau harumnya yang alami, khas dan segar bisa digunakan sebagai terapi kesehatan  antara lain mengelola stress . Dengan metode relaksasi, orang yang mengunakannya bisa lebih tenang pikirannya. Selain relaksasi juga banyak digunakan sebagai campuran untuk perawatan kulit dan kecantikan. Intinya banyak beragam manfaat dari minyak atsiri yang dijadikan produk-produk kesehatan, kecantikan, dll.

Ide Brilian Mendirikan Museum  Minyak Atsiri

Sejarah pabrik minyak  Atsiri di Tawangmangu belum  banyak diketahui masyarakat. Setidaknya bisa dibuktikan dari sulitnya mencari referensi tentang   pabrik minyak atsiri yang pernah  ada di Tawangmangu tersebut.  Sepihan sejarah bangsa ini  bisa jadi akan hilang, terlupakan dan akan sulit di telusuri jejaknya untuk sekarang, besok, dan masa yang akan datang.  Padahal, sepenggal sejarah meskipun hanya selarik adalah  harta dan warisan penting , bernilai tinggi untuk sebuah bangsa dan bermanfaat bagi peradaban manusia.

Beruntung,  PT Atsiri  Indonesia, yang didirikan  oleh seorang pengusaha di Solo ini mempunyai ide brilian untuk mengumpulkan dan menyatukan sejarah yang terserak. Meski tidak mudah menelusuri jejak dan mengais sisa-sisa dari jejak sejarah tersebut, gagasan  tersebut  patut diacungi jempol.

Tidak tanggung-tanggung, PT Atsiri Indonesia berniat mendirikan Museum Minyak Atsiri di bekas pabrik minyak atsiri yang sudah lama terbengkelai.

Meskipun berlatar belakang seorang pengusaha, tetapi pemilik  bekas pabrik minyak atsiri  tersebut berupaya menghidupkan kembali dan kelak membesarkan kembali  bekas pabrik tersebut , tidak hanya berorietasi pada bisnis semata tetapi justru menekankan para orientasi  pendidikan dan sosial.

Museum Minyak Atsiri  didirikan sebagai wahana edukasi , menyediakan berbagai pengetahuan baik dari sejarah pabrik minyak atsiri itu sendiri, pengetahuan tentang seluk  beluk minyak atsiri sampai memberikan pelatihan melalui balai pelatihan yang melengkapi Museum Minyak Atsiri tersebut.

Strategi  ‘Membumikan’  Museum Minyak Atsiri

Biasanya orang mendengar kata Museum itu identik dengan ilmu pengetahuan, sejarah, barang-barang kuno dan semuanya identik dengan ilmu dan hal-hal yang serius. Sepengetahuan saya, belum banyak museum yang menawarkan suasana yang santai, ceria. Yang ada suasana yang ditawarkan serba serius  sekali.

Oleh karena itu, wajar jika banyak yang belum tertarik ke museum. Kalaupun ada biasanya sebatas untuk memenuhi kewajiban sekolah, tugas dll. Orang datang bukan karena kemauan sendiri, penasaran dan memenuhi rasa ingin tahu. Tetapi karena tugas yang dibebankan kepadanya. Museum belum menjadi  tujuan wisata keluarga yang menarik, belum menjadi kebutuhan keluarga  tetapi  baru sebatas  kebutuhan memenuhi kebutuhan pendidikan.

Tentunya Museum Minyak Atsiri  kedepannya tidak ingin menjadi museum yang benar-benar di museumkan alias hanya di kenang tetapi tidak di kunjungi oleh masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan  pengemasan yang menarik dan membuat orang tertarik, penasaran dan ingin berkunjung, bahkan kalau bisa menjadi tempat tujuan yang harus dikunjungi oleh wisatawan terutama yang berkunjung ke Kabupaten Karanganyar.

Saya patut memberikan acungan jempol  dengan gagasan mendirikan  Museum Minyak Atsiri  yang telah menyiapkan wisata alternative  dengan  mengelola  bekas pabrik minyak atsiri ini menjadi wahana edukasi. Jika mengutip dari rencana besarnya sebagai berikut:

1.Pendidikan, dengan menyediakan  pendidikan pengetahuan sejarah arsitektur, atsiri, proyek mercusuar Soekarno. Juga melakukan pendidikan tanaman atsiri, pengolahan, pemanfaatan dan hilirisasinya sejak dini. Di wujudkan dengan sekolah alam dan laboratorium

2.Pelatihan Pelatihan pengetahuan produksi minyak atsiri dan pemanfaatannya

Difasilitasi adanya Balai Latihan Ketrampilan produksi minyak atsiri dan pemanfaatnya -Balai latihan budidaya tanaman atsiri -balai latihan peneliti dan pengembangan minyak atsiri

3.Penelitian dan pengembangan Penelitian dan pengembangan hilirisasi produksi minyak atsiri

Di fasilitasi dengan adanya Balai latihan penelitian dan pengembangan ,Laboratorium penelitian dan pengembangan hilirisasi produksi atsiri Melalui Museum Atsiri

 Kemudian ada wahana edukasi, kelas edukasi minyak atsiri, tempat workshop, restaurant, coffe shop dan lounge hingga ruang pertemuan. Museum atsiri juga akan dilengkapi dengan Kids Lab tempat anak-anak belajar dengan happy bagaimana berbagai penciptaan kimia yang menyenangkan.

Gagasan besar tersebut cukup lengkap dan menarik untuk direalisasikan. Tetapi akan lebih menarik jika  dilengkapi dengan beberapa hal di bawah ini, seperti:

  1. Disediakan guide yang bisa memberikan penjelasan tentang berbagai hal tentang minyak atsiri seperti sejarah pabrik minyak atsiri di Tawangmangu, proses pembuatan minyak atsiri, pemasaran dll.  Jadi pengunjung tidak hanya  melihat tetapi juga mendapatkan edukasi dari pakarnya.
  2. Museum dilengkapi dengan  ketersediaan film atau bioskop mini yang memutar proses pembuatan minyak atsiri dari hulu sampai hilir
  3. Disediakan ruangan khusus yang berisi bermacam minyak atsiri dari bahan yang berbeda. Pengunjung di ijinkan untuk ikut membaui beragam minyak atsiri tersebut.
  4. Disediakan laboratorium mini sebagai tempat praktek membuat minyak atsiri. Setidaknya pengunjung bisa mencoba mempraktekkan  proses dasar  membuat minyak astiri , misalnya  proses memilih bahan dasar, sampai meramu bahan tersebut. Meskipun untuk proses  destilasi sampai menjadi minyak tidak dilakukan, tetapi setidaknya pengunjung  bisa merasakan sensasi membuat minyak atsiri
  5. Disediakan layar monitor  yang  berisi proses  pembuatan minyak atsiri.  Pengunjung bisa membacanya sendiri meskipun saat itu tidak ada guide yang menjelaskan
  6. Route kunjungan ke Museum Minyak Atsiri perlu diperjelas.  Antar ruangan diesel,  tempat memilah bahan dasar, laboratorium,  ruang destilasi sampai ektraksi , dll hendaknya diberikan ruote yang jelas , sehingga pengunjung bisa mengikuti jejak-jejak proses pembuatan minyak atsiri dengan lengkap.
  7. Adanya brosur/leaflet yang berisi sejarah pabrik minyak atsiri Tawangmangu dan proses pembuatan minyak atsiri serta manfaatnya
  8. Disediakan perpustakaan mini. Tidak hanya menyediakan buku-buku tentang minyak atsiri tetapi juga buku-buku bacaan lainnya.
  9. Disediakan jasa relaksasi dengan tawaran bermacam esense minyak atsiri.  Pengunjung  bisa  rehat   sekaligus merasakan  manfaat minyak atsiri .
  10. Terkoneksi dengan tempat wisata lainnya di Tawangmangu, misalnya dengan Grojogan Sewu, Candhi Cetho, dll. Pihak Museum Minyak Atsiri bisa menyediakan tawaran tiket terusan dari museum ke lokasi wisata lainnya dengan menyediakan armada yang akan mengantarkan ke lokasi lainnya.  Pengunjung  bisa mempunyai alternative lain untuk berwisata. Selain mempunyai banyak waktu untuk menjelajahi Museum Minyak Atsiri juga bisa ke lokasi wisata lainnya.
  11. Disediakan penginapan bagi pengunjung dengan harga terjangkau. Lahan museum yang luas memungkinkan dilengkapi dengan fasilitas penginapan.
  12. Disediakan website yang memberikan informasi lengkap tentang Museum Minyak Atsiri berikut  fasilitas yang dibutuhkan pengunjung. Lama tersebut juga harus selalu diupdate sehingga pengunjung laman bisa mendapatkan info  terbaru.

Selaian sarana dan prasarana di Museum tersebut yang dilengkapi, perlu dipikirkan strategi  pemasaran yang menarik.  Letak Museum Minyak Atsiri di Tawangmangu yang asri, alami dan menawarkan pemandangan alam yang mempesona sudah menambah nilai plus. Selama ini museum biasanya terletak di perkotaan yang minim lahan , dan  dipenuhi dengan bangunan. Keterbatasan lahan menjadi salah satu kendala museum . Sehingga tidak ada lahan yang bisa memanjakan pengunjung.

Letak Museum Minyak Atsiri di Tawangmangu  membuat museum ini lain daripada yang lain. Inilah  yang menjadi salah satu penawaran yang harus dikemas sehingga menarik minat pengunjung. Kemudian pihak museum juga menawarkan paket wisata edukasi ke sekolah-sekolah.  Misalnya paket berkunjung ke museum dilengkapi dengan outbond dan permainan menarik lainnya. Tentunya dengan biaya yang terjangkau. Bila perlu ada harga khusus bagi rombongan pelajar yang datang. Jangan lupa ada souvenir , bisa berupa foto yang berikan secara cuma-cuma dan merchandise lainnya yang bisa di bawa pulang sebagai kenang-kenangan usai berkunjung ke Museum Minyak Atsiri.  Jika hal itu terwujud, tentunya Museum Minyak Atsiri akan lebih menarik lagi. Semoga .**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun