Berita tentang AU yang kini mendekam di sel KPK akan terus bergulir. Dibandingkan kasus Atut sepertinya ini akan menggelinding lebih lama. Kenapa begitu? Karena berkaitan dengan partainya Presiden dan kasus yang membelit AU diharapkan membongkar apakah benar orang-orang Cikeas terlibat? Apalagi masyarakat menunggu janji halaman selanjutnya.
Ada 4 alenia dari pernyataan AU pasca penetapan tersangka dirinya di Jum'at keramat kemarin (10/1). Pertama, "Hari ini saya menjalani pemeriksaan dan hari ini juga per jam 18.00 WIB tadi saya dinyatakan ditahan. Ini adalah hari yang bersejarah buat saya. Dan Insya Allah hari ini adalah bagian yang penting untuk saya menemukan keadilan dan kebenaran".
Sepertinya ini titik dimulainya AU menabuh genderang perang (hari bersejarah buat saya) yang pilihannya apakah perang melawan Dewan Pembina PD yang sekarang menjabat Ketua Umum PD sekaligus Presiden atau keadilan bagi AU yang merasa tidak korup. Dan kalimat selanjutnya "bagian yang penting untuk saya menemukan keadilan dan kebenaran" tentu keadilan dan kebenaran versi AU.
Sebab yang namanya korupsi ya tetap harus dihukum. Bahwa bila ditemukan bukti ada keterlibatan orang yang lebih mengetahui tentang Kongres PD, ya ditunjukkan saja pada KPK supaya segera ditindaklanjuti. Pernyataan selanjutnya "Yang kedua, saya terima kasih karena hari ini ditahan. Yang tanda tangan penahanan adalah Pak Abraham Samad. Terima kasih pada Pak Abraham Samad".
Kata-kata itu mencerminkan kegeramannya atas Ketua KPK apalagi sehari sebelumnya Abraham Samad menandaskan akan memanggil paksa bila AU kembali mangkir. Sebagai politisi ulung, merasakan kekalahan telak sungguh menyakitkan. Rupanya AU menandaskan perlawanannya dengan menggunakan kata "tanda tangan penahanan".
Alenia berikutnya "Yang ketiga, terima kasih pada para penyidik. Yang hari ini memeriksa saya adalah Pak Endang Tarsa dan Pak Bambang Sukotjo. Terima kasih juga dulu pada tim penyelidik yang dipimpin oleh Pak Heri Muryanto dan juga yang lain-lain." Semacam kode pada rekan-rekannya untuk melakukan tracking/rekam jejak pada orang yang disebut.
Berdasar penjelasan Johan Budi bahwa hari itu Anas tidak diperiksa dikarenakan tidak didampingi pengacara namun penggunaan kata "Yang hari ini memeriksa saya adalah..." serta "dulu pada tim penyidik...". Nama-nama itu akan ditelusur rekam jejaknya. Ini untuk menguatkan bahwa nama-nama penyidik itu juga pernah melakukan kesalahan (bila nantinya diketemukan cacat pada kinerja mereka dilembaga sebelumnya)".
Sedangkan kalimat penutupnya "Di atas segalanya tentu saya terima kasih yang besar kepada Pak SBY. Mudah-mudahan peristiwa ini punya arti, punya makna dan menjadi hadiah Tahun Baru 2014. Yang lain-lain nanti saja. Yang saya yakin adalah bahwa ketika kita berjuang tentang kebenaran dan keadilan, saya yakin betul kebenaran akan menang."
Kalimat penutup ini merupakan puncak dari kemarahan AU dan kepada siapa kemarahan itu ditimpakan (terima kasih yang besar...). Tidak sekedar itu namun AU berusaha mempertajam dengan "punya arti, punya makna....".
Dari keseluruhan statement tersebut, tak satupun kalimat kunci, kalimat inti, kalimat penegas mengenai apakah dia benar-benar tidak terlibat dalam kasus hambalang. Ingat, kalimat yang bisa menunjukkan dia tidak terlibat bukan apologi. Dengan membedah statemen AU ini saya jadi ragu benarkah ada halaman selanjutnya?
Wallahua'lam bisshowab
Sumber statemen disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H