Mohon tunggu...
Nino Histiraludin
Nino Histiraludin Mohon Tunggu... profesional -

Mencoba membagi gagasan. Baca juga di www.ninohistiraludin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Modern Tak Cocok Untuk Indonesia

5 September 2014   20:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14098984521423463870

Inilah yang membedakan kenapa sebenarnya minimarket apalagi swalayan hingga hypermarket itu kaku dan tak nyaman. Transaksi itu murni jual beli hingga menyangkut soal ketidakpercayaan. Jarang sekali kita berbelanja di toko kelontong, di pasar atau penjual sayur merinci kembali sampai dirumah. Bahkan kadang kita boleh menawar.

Nah perekat-perekat sosial itu kian memudar. Apalagi banyak kepala daerah lebih mementingkan investasi, bangunan mall, minimarket dan mengubur perekat sosial itu. Makanya perkembangan disebuah kota seringkali menjadi miskin "ruh", "tidak ramah" hingga terkesan "angkuh". Kerawanan sosial ini bila meletus, harga yang dibayar akan jauh lebih mahal dibanding memelihara pasar tradisional dan toko kelontong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun