Mohon tunggu...
suryaning bawono
suryaning bawono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen di Universitas Jember, Jawa Timur

Dr. Suryaning Bawono adalah peneliti dan dosen ekonomi di Universitas Jember dan STIE Jaya Negara Tamansiswa, Malang. Ia juga menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT. Frost Yunior, Banyuwangi. Dr. Bawono dikenal atas penelitiannya tentang kapital manusia dan pertumbuhan ekonomi, serta memiliki berbagai publikasi terkenal dan penghargaan sebagai peneliti terbaik. Penelitiannya aktif terindex di Scopus, WOS, Google Scholar, ORCID, dan SINTA.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terjebak dalam Bayang-Bayang Cinta : Bahaya Ketergantungan Emosional

10 Januari 2025   11:39 Diperbarui: 10 Januari 2025   11:39 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketergantungan emosional terdengar begitu romantis pada awalnya, namun kenyataannya bisa menjadi jebakan yang berbahaya. Saat seseorang tidak bisa hidup tanpa dukungan emosional dan validasi dari orang lain, ini sering kali menandakan adanya ketergantungan emosional yang merusak. Seseorang yang mengalami ketergantungan emosional cenderung merasa sangat takut akan penolakan, kehilangan rasa dirinya sendiri, dan lebih mementingkan kebutuhan emosional orang lain dibandingkan diri sendiri. Masalah ini seringkali tak terlihat di permukaan, tapi dampaknya bisa begitu dalam dan luas. Ketergantungan emosional bukan hanya mengancam dia yang mengalaminya, tapi juga merusak hubungan yang dijalani.

Ada banyak alasan mengapa seseorang bisa terjebak dalam ketergantungan emosional. Pengalaman masa kecil yang penuh trauma atau kurangnya perhatian bisa menjadi akar masalah ini. Hubungan sebelumnya yang penuh konflik atau kegagalan juga bisa menambah beban emosional seseorang. Selain itu, ketidakpercayaan diri dan masalah kesehatan mental seperti depressi atau kecemasan seringkali memperparah kondisi ini. Semua faktor ini bisa membuat seseorang merasa bahwa satu-satunya cara untuk merasa aman dan diterima adalah dengan bergantung pada orang lain untuk kebutuhan emosionalnya.

Bayangkan kehilangan identitas diri hanya demi mempertahankan hubungan, tak bisa merasakan kedamaian tanpa persetujuan dari pasangan atau teman. Pada saat itulah ketergantungan emosional menjadi sangat menghancurkan. Seseorang yang terus-menerus membutuhkan dukungan dan validasi dari pihak lain akan cenderung mengabaikan dirinya sendiri, merasa tidak berdaya, dan bahkan mengalami tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Ketakutan yang terus-menerus akan penolakan bisa mengakibatkan seseorang bersikap sangat protektif atau bahkan posesif terhadap hubungannya, yang pada akhirnya akan merusak hubungan tersebut. Tidak jarang hal ini mengarah pada konflik yang tak berkesudahan, yang semakin memperburuk keadaan.

Mengatasi ketergantungan emosional bukanlah hal yang mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Langkah pertama yang perlu diambil adalah mengembangkan kesadaran diri. Penting untuk mengenali dan menerima bahwa ada masalah ketergantungan emosional yang perlu diselesaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan belajar memahami emosi dan perasaan diri sendiri serta penyebab dari ketergantungan tersebut. Selain itu, meningkatkan kepercayaan diri juga merupakan langkah penting. Ini bisa dilakukan melalui berbagai aktivitas yang mempromosikan kemandirian dan memperkuat rasa percaya diri, seperti mencoba hal baru, mengejar hobi, atau bahkan mengikuti pelatihan keterampilan tertentu.

Dukungan dari profesional juga sangat direkomendasikan dalam proses ini. Psikolog atau terapis dapat membantu seseorang untuk lebih memahami akar masalah dan memberikan strategi yang efektif dalam mengatasi ketergantungan emosional. Membangun hubungan yang sehat dan seimbang juga merupakan kunci penting dalam proses penyembuhan. Ini bisa dimulai dengan menetapkan batas yang jelas dalam hubungan, serta menjaga keseimbangan antara kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan orang lain. Hubungan yang sehat berdasarkan saling pengertian, dukungan, dan respek akan membantu seseorang untuk merasa aman tanpa harus bergantung secara berlebihan pada orang lain.

Ketergantungan emosional memang menantang dan bisa menghambat pertumbuhan pribadi. Namun, dengan kesadaran, usaha, dan dukungan yang tepat, ini adalah masalah yang bisa diatasi. Penting untuk diingat bahwa perjalanan menuju kemandirian emosional tidak terjadi dalam semalam. Dibutuhkan ketekunan dan kerja keras, tetapi hasil yang didapatkan akan sangat berharga. Dengan menjadi individu yang mandiri secara emosional, seseorang tidak hanya dapat membangun hubungan yang lebih sehat tetapi juga meraih kesejahteraan diri yang lebih baik.

Ketergantungan emosional sering kali terjadi tanpa disadari, tapi dampaknya bisa dirasakan dengan jelas. Ketika seseorang selalu mencari persetujuan dari orang lain, mereka cenderung merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan diri. Hal ini juga bisa menyebabkan kecemburuan dan rasa tidak aman dalam hubungan. Kecemburuan yang berlebihan sering kali menimbulkan masalah yang lebih besar, seperti pertengkaran dan perasaan tidak percaya dalam hubungan.

Tidak hanya hubungan romantis yang bisa terkena dampak dari ketergantungan emosional, tetapi juga hubungan keluarga dan persahabatan. Orang yang mengalami ketergantungan emosional mungkin akan terus-menerus meminta dukungan dan perhatian dari anggota keluarga atau teman-temannya, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kelelahan emosional bagi orang-orang di sekitar mereka. Selain itu, hubungan yang tidak seimbang di mana satu pihak terus memberikan dan pihak lain terus menerima bisa menyebabkan perasaan tidak adil dan ketegangan dalam hubungan.

Pada titik tertentu, ketergantungan emosional bisa sangat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Seseorang mungkin menjadi terlalu takut untuk mengambil risiko atau mencari pengalaman baru karena selalu mencari persetujuan orang lain. Hal ini mengakibatkan stagnasi dan kurangnya kemajuan dalam hidup. Oleh karena itu, penting untuk mulai membangun kemandirian emosional seawal mungkin.

Membangun kemandirian emosional bisa dimulai dengan langkah-langkah kecil. Mulailah dengan mengidentifikasi apa yang membuat Anda merasa tidak aman atau cemas dalam hubungan. Cobalah untuk menemukan cara untuk menghadapi perasaan tersebut tanpa bergantung pada orang lain. Berlatihlah untuk membuat keputusan kecil tanpa harus meminta persetujuan dari orang lain. Dengan waktu, Anda akan mulai merasa lebih yakin dan percaya diri dalam membuat keputusan sendiri.

Selain itu, cobalah untuk mengembangkan hobi atau minat yang bisa Anda nikmati sendirian. Ini bisa memberi Anda ruang untuk berkonsentrasi pada diri sendiri dan menghasilkan rasa pencapaian yang tidak bergantung pada orang lain. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman atau keluarga saat Anda memulai perjalanan ini. Mereka bisa memberikan dorongan dan dukungan yang Anda butuhkan tanpa harus merasa bertanggung jawab atas kebutuhan emosional Anda.

Akhirnya, selalu ingat bahwa perjalanan menuju kemandirian emosional adalah proses yang terus berlangsung. Tidak ada solusi instan, dan setiap orang akan menghadapi tantangan di sepanjang jalan. Namun, dengan kesadaran, usaha, dan dukungan yang tepat, Anda bisa membangun kemandirian emosional dan meraih kesejahteraan yang lebih baik dalam hidup Anda.

Mengatasi ketergantungan emosional adalah langkah penting untuk mencapai kemandirian emosional dan kesejahteraan yang lebih baik. Tidak ada yang salah dengan memiliki hubungan yang erat dan saling mendukung, tetapi penting untuk menjaga keseimbangan sehingga Anda tidak mengorbankan identitas dan kesejahteraan diri sendiri. Dengan kesadaran yang lebih baik tentang ketergantungan emosional dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya, Anda bisa membangun hubungan yang lebih sehat dan hidup dengan lebih bahagia.

Sumber Gambar : Pojokjakarta.com

Referensi : https://pojokjakarta.com/2020/06/15/bahaya-ketergantungan-emosional/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun