Persatuan dan keberanian untuk melawan ketidakadilan adalah cahaya yang menerangi jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Di sebuah negeri yang jauh, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Dia adalah seorang petani sederhana yang hidup dari hasil ladangnya. Kehidupan di negerinya tidaklah mudah. Penguasa negeri itu, Raja Dursasana, dikenal sebagai seorang yang zalim dan korup.
Setiap hari, Arif melihat ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya. Para pejabat kerajaan sering kali memeras rakyat kecil, mengambil hasil panen mereka dengan alasan pajak yang tak masuk akal. Korupsi merajalela, dan hanya mereka yang dekat dengan Raja yang bisa hidup dengan layak.
Suatu hari, di malam yang sepi, Arif berbicara dengan sahabatnya, Budi.
"Budi, kita tidak bisa terus hidup seperti ini. Setiap tahun, panen kita diambil habis-habisan untuk pajak, sementara kita hampir tidak punya cukup makanan untuk keluarga kita," keluh Arif.
Budi mengangguk dengan wajah serius. "Aku tahu, Arif. Tapi apa yang bisa kita lakukan? Penguasa sangat kuat, dan tentaranya kejam."
"Kita harus melawan. Kita harus menunjukkan pada semua orang bahwa kita tidak takut," jawab Arif dengan semangat. "Aku punya ide. Kita kumpulkan semua petani dan bicarakan rencana kita. Kita bisa mengungkap semua kebobrokan ini."
Budi ragu-ragu sejenak, tapi akhirnya setuju. "Baiklah, Arif. Aku akan membantumu. Tapi kita harus sangat hati-hati."
Malam berikutnya, Arif dan Budi mengadakan pertemuan rahasia di hutan. Para petani berkumpul, mendengarkan rencana mereka dengan penuh perhatian. Arif berbicara dengan penuh keyakinan.