Mohon tunggu...
方瑞华.Fang Rui Hua
方瑞华.Fang Rui Hua Mohon Tunggu... Penulis - +62 858 924 66776 (WHATSAPP ONLY)

Legal Consultant - Official Translator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Program Keluarga Harapan Wujud Harapan Indonesia

1 Maret 2019   09:09 Diperbarui: 1 Maret 2019   09:25 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya petani buah mengumpulkan buah yang bisa diolah menjadi minuman fermentasi, akan lebih bernilai harganya jika di ekspor ke luar negeri dengan hasil yang cukup besar, mengingat buah-buah di Indonesia sangat banyak macamnya. Atau membuat produk kecantikan dari bahan alami yang tahan lama, produk kecantikan dengan berbahan alami sangat besar pasarnya, kita bisa lihat Korea yang sukses dengan usaha kecantikannya. Sehingga Program Keluarga Harapan (PKH) dapat berhasil mencapai tujuannya.

"Misalnya petani buah mengumpulkan buah yang bisa diolah menjadi minuman fermentasi, akan lebih bernilai ..."

Sumber Daya Manusia yang dapat diberdayakan sesuai dengan Program Keluarga Harapan (PKH) yaitu anak usia sekolah, yang diberdayakan melalui imajinasinya  yang sangat beragam, sehingga karya-karya yang walaupun kecil dapat dihasilkan, karya kecil jika terus dilakukan inovasi akan menjadi fantastis hasilnya, seperti slime contohnya, sampai orang dewasa sangat suka sekali dengan slime. 

Atau ibu hamil yang tadinya bekerja ataupun murni Ibu Rumah Tangga dapat diberdayakan untuk sesuatu yang lebih produktif. Atau bahkan penyandang disabilitas, yang memiliki "kelebihan" dalam setiap individunya, jika potensinya diberdayakan maka dunia yang melihatnya.

"....memiliki "kelebihan" dalam setiap individunya, jika potensinya diberdayakan maka dunia yang melihatnya."

Sederhananya nin berharap semua generasi di bawah nin pada setiap jenjangnya dapat merasakan hal yang sama dengan Program Keluarga Harapan (PKH) ini sehingga tidak ada ketimpangan ekonomi lagi, nin pernah merasakan bagaimana rasanya sulit mencari uang, tapi nin juga pernah berada di tempat saat nin merasa terusik atas orang-orang yang bisa dikatakan pekerjaannya meminta dengan cara memaksa, nin hanya ingin generasi di bawah nin merubah pola pikir dari "nanti makan apa" menjadi "apa yang harus saya kerjakan lagi"

Nin Rifa sayang cucu cicit dan negeri Indonesia ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun