Manusia sering lupa dengan jati dirinya, manusia juga sering lupa akan kembali pada siapa, karena lupa manusia sering dzalim pada dirinya sendiri.
Manusia dahulunya satu umat, kemudian mereka berselisih karena kedengkian yang ada diantara manusia itu sendiri, ilmu dan pemahaman menjadi dasar sebuah pemikiran dan kemudian menjelma menjadi satu bentuk akhlak individu yang berbeda beda, sehingga yang sering muncul ke permukaan adalah perbedaannya.
Manusia juga sering lupa bahwa tanpa adanya kekuatan sang Khaliq yang berkuasa pada dirinya, manusia itu bukanlah apa-apa dan bukan siapa siapa, awalnya pu manusia tak pernah ada, namun sang Kuasa berkehendak lain. Diciptakan manusia dengan maksud agar manusia memegang amanahnya sebagai Khalifah di muka bumi, yang akan selalu menjaga, memelihara, merawat dan melestarikan bumi dan juga segala penghuni bumi.
Namun demikian pada kenyataannya manusia lupa akan fitrahnya, hingga penjagaan itu kini sudah tak lagi setelaten penjaga-Nya.
Manusia lupa ada yang senantiasa mengatur nafasnya, mengatur geraknya , mengatur kedipan matanya yang tak pernah lupa dalam sesaatpun, lalu adilkah kita sebagai manusia sering melupakan kehadiran-Nya???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H