Saat kaki ini melangkahkan dirinya sebagai pengemban tugas pada kewajibannya, tiba-tiba seseorang menyapaku dengan..
" Engkau, maukah engkau mendengar apa yang ada di dalam hatiku?"
"Aku? " tanyaku.
" Iya, tapi mau atau tidak aku akan tetap bercerita padamu," ujarnya lagi.
Seketika kakiku pun berhenti melangkah. Ku ajak laki-laki setengah baya itu duduk disampingku dan aku pun mulai mendengarkan apa yang sedang berkecamuk di dalam hatinya.
Pedih,Â
Kesuh, menjadi latar bagi hatiku yang selalu berjalan pada kesepian
Resah, menjadi teman yang menemaniku dalam penantian
Kesal, marah, dan bahagia..apakah tidak pantas melekat padaku yang berada pada kesendirian?
Lantun melagukan nyanyian duka pada setiap gendang telingaku
Pantaskah aku mengeluh?
" Mengapa tidak jika keluh kesah mu dapat membuat sedikit kelonggaran di ruang hatimu", jawabku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H