Ada sebuah tradisi budaya yang sejak lama mendarah daging di masyarakat dunia. Â Memperingati hari kelahiran dengan meniup lilin, tumpengan atau cara lain sesuai dengan komunitas masyarakatnya. Tetapi ada juga yang melihat itu sebagai sebuah perayaan yang tidak sreg buat dilakukan. Pembaca termasuk komunitas yang mana nih? Yang melarang atau memperbolehkan?
Kalau saya, masuk ke dalam komunitas yang memperbolehkan, saya mempunyai alasan tersendiri dengan mengungkapkan rasa syukur saya kepada Sang Pencipta. Karena saya tidak melihat dimana letak kesalahannya. Banyak ekspresi dalam mengungkapkan rasa syukur kita kepada Tuhan. Ada yang berdiam diri untuk menyepi, ada berkumpul dengan keluarga dan teman. Semua itu bentuk dari ekspresi syukur kita. Dengan berbagi kegembiraan, artinya berbagi keberkahan.Â
Budaya ini akan menjadi sebuah fenomena sepanjang masa. Mengapa? karena setiap pemikiran dan hati manusia tidak pernah sama. Saya akan mengajak pembaca untuk sedikit mengupas perbedaan budaya yang sebenarnya sudah disampaikan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran. Kita simak surat AlKafirun ayat 1-6, kandungan makna di dalam surat itu menurut saya tidak hanya seputar agama dan keimanan kita, tetapi memiliki ruang lingkup yang luas.Â
Misalnya :
- perbedaan persepsi, dimana kita tidak dapat memaksakan persepsi atau apa yang ada dalam pikiran kita kepada orang lain.
- perbedaan warna kulit, kita juga tidak dapat memaksakan semua warna kulit keturunan kita harus sama.
- perbedaan suara, ada suara perempuan dan suara laki-laki yang masing-masing terbagi dalam 3 kategori.
- warna dan bentuk rambut.
- bentuk mata
- bahkan sekolah yang kita pilih pun masuk ke dalam ruang lingkup surat tersebut.
(mohon maaf kepada ynag tidak sependapat dengan saya).