Mohon tunggu...
Nining Iskandar
Nining Iskandar Mohon Tunggu... Penulis - wirausaha

penulis dan konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keseimbangan antara Life Skill dengan Akademis

19 September 2024   10:49 Diperbarui: 19 September 2024   10:53 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Life skill atau biasa dikenal sebagai keahlian dalam sebuah kehidupan seseorang, alias bakat. Selalu berbanding terbalik dengan akademis. Tapi menurut saya, harus terjadi keseimbangan antara keahlian atau bakat dengan akademis (nilai). Karena untuk mmenjadikan sebuah bakat yang menghasilkan, seseorang harus mempunyai nilai yaitu sebuah angka yang dapat mensupport bahwa keahliannya berada di atas rata-rata.

Nadiem Makarim, sedang berusaha mengarahkan pendidikan Indonesia dengan program tersebut. Menyeimbangkan antara keahlian dengan nilai untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki arti dalam artian yang luas. Dipandang dengan tidak sebelah mata oleh lawan untuk diakui di dunia kerja.

Ada beberapa teman yang memiliki 2 latar belakang yang berbeda. Yang satu lebih kepada nilai akademis dan yang satunya lebih kepada bakat, tetapi saya menemukan seseorang yang memiliki background keduanya. Latar belakangnya yang unik membuat dia dapat berada di kedua jalur secara bersamaan, hanya keberuntungan belum berpihak padanya.

ok, saya akan menunjukkan dimana seharusnya letak keseimbangan itu. Seorang teman yang berada di jalur akademis, memiliki ilmu pengetahuan yang luar biasa, bisa dikatakan otaknya berisi sejuta macam informasi. Tetapi karena tidak ditunjang untuk bertahan dalam kehidupannya, membuat dia berada di titik stagnansi yang akut. Pola pikirnya tidak mau bergeser untuk mencoba bertahan hidup di tengah-tengah polemik yang dihadapinya.

Sementara teman yang memiliki keahlian pun sama, tidak beranjak dari situasi yang sama. Mengapa? Karena keduanya tidak terlatih atau memaksakan diri untuk berada di kedua jalur yang berbeda, dimana sebenarnya kedua jalur tersebut saling menunjang satu sama salin. 

Sekarang, kita melihat seseorang yang baru saja saya temui. Dia berada di kedua jalur tersebut, artinya kehidupannya seimbang antara keahlian dan akademis (nilai). Hasilnya, secara kepribadian orang tersebut memiliki nilai sempurna, dan secara keahlian luar biasa (talented). Dan dia berhasil dalam mempertahankan kehidupannya. Secara berangsur-angsur peningkatan demi peningkatan mengalami perkembangan.

Disinilah letak keseimbangan yang diperlukan. Karena untuk memperoleh sesuatu harus memiliki keahlian yang bernilai. Sehingga orang lain dapat melihat seberapa besar "value" yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun