Mohon tunggu...
Nining Inovasia
Nining Inovasia Mohon Tunggu... -

Entrepreneur; Konsultan; Trainer Ibu dari dua anak; mempunyai unsur kepribadian - Api/Angin

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka untuk Pak Jokowi - BELA NEGARA Suatu Gerakan atau Program?

22 Oktober 2015   17:59 Diperbarui: 29 Januari 2016   09:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Alhamdulilah Pak, pada tgl 19 Oktober 2015 Bapak tidak jadi hadir melantik kader pembina bela negara yang konon kabarnya berjumlah 4.500 orang dari 45 kabupaten dan kota di Indonesia yang bahkan menurut Menteri Pertahanan pak Ryamizard targetnya nanti akan ada 100 juta kader bela negara dalam waktu 10 tahun (bisa dibilang semua penduduk dewasa musti ikut bela negara)

Pak Jokowi, Saya sudah memposting Surat terbuka ini kepada Bapak di Facebook saya tgl 13 Oktober saat Pak Menham mulai menggencarkan program Bela Negara ini. Mohon maaf saya mengulang lagi disini demi cinta saya pada negara ini dan Bapak sebagai Presiden yang saya pilih dengan kesungguhan hati...saya ingin berulang2 mengingatkan Bapak

Saya mohon sungguh agar Bapak mempertimbangkan kembali konsep bela Negara yang diajukan pak Menhan ini.
Kalau konsepnya adalah mengumpulkan orang selama sebulan "dididik" oleh tentara agar disiplin dan dicekoki doktrin agar cinta tanah air...kesan saya kok hanya akan menghasilkan Bela Negara secara fisik ya Pak?
Konsep Bela Negara secara fisik itu mengasumsikan bahwa ada "ancaman" serangan fisik atau agresi dari pihak/negara lain terhadap Indonesia tercinta ini sehingga kami warga negara diharapkan mempersiapkan diri (secara fisik) untuk mempertahankannya.

Benarkah di jaman informasi dan IT yang sangat berkembang ini ada negara yang begitu bodohnya akan mengirimkan pasukan untuk memerangi negara lain? Mungkinkah kira2 Cina, Korea, atau Amerika tiba2 mak beduduk...menduduki suatu kawasan atau salah satu pulau kita? Lagian kalau mau menduduki negara secara fisik, mungkin Israel yang program waze (suatu program yang menggambarkan peta dan traffic sampai ke jalan2 kecil di muka bumi ini) nya sudah dipakai oleh banyak orang dengan memasang aplikasi gratisnya di smartphone masing2 akan lebih mudah menguasai suatu negara Pak...daripada kita yang masih baru akan latihan baris berbaris.

Apakah ancaman riil itu justru malah bentuknya nggak kasat mata, kelihatannya enak dan bahkan bisa menina bobokkan? Bisakah hal-hal seperti ini yang kita sebut ancaman yang sesungguhnya? Penjajahan terhadap:

1. Budaya - tiba2 generasi muda ini keranjingan apapun tarian dan atribut yang berbau negara asing...mulai dari gaya rambutnya, gaya lagu-lagunya, caranya berpacaran, cara bergaul, bahkan sampai wajah dan kulitnyapun kalau bisa diubah bak artis Korea misalnya atau seperti gadis Jepang, raper Amerika, bahkan gaya Pangeran Arab?

2. Tekhnologi - Puluhan tahun kita memproduksi mobil2 Jepang...nggak mungkinlah anak bangsa ini nggak mampu memproduksi mobil sendiri. Bahkan Pak Habibie aja bisa bikin pesawat sendiri. Tapi kenapa kok nggak pernah ada pemerintahan yang serius mau memproduksi mobil Nasional? Bahkan pencetus2 ide mobnas malah berguguran dari konstalasi politik Nasional seperti pak Dahlan Iskan. Bapak juga nggak jadi meneruskan program mobnas yang dulu Bapak buat di Solo itu to? Kira2 kenapa Pak? Males berhubungan sama mafia2 penguasa industri mobilkah?
Apakah itu bukan penjajahan yang riil sehingga bangsa kita hanya dijadikan pasar penjualan mobil oleh bangsa asing?

3. Pendidikan - Berapa kali Menteri Pendidikannya ganti orang dan berapa kali ganti kurikulum? Benarkah kurikulum yang ada sekarang itu hasil menggali dari nilai-nilai luhur bangsa, kearifan lokal, yang selaras dengan pola pikir dan pola kerja Bangsa kita, ataukah hanya plek ketiplek nyadur dari kurikulum luar yang kadang nggak nyambung sama kehidupan kita?

Saya mohon Pak...tolong dipertimbangkan kembali
Bela Negara saat ini yang dibutuhkan adalah yang Non Fisik dimana setiap warga negara diharapkan berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, kompetensi, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa ini.
Dan untuk itu, menurut hemat saya...nggak bisa dilakukan dengan membuat PROGRAM Pak...sebagus2nya suatu program, itu hanya akan menjadi semacam proyek yang hanya menyentuh tataran berfikir di permukaan...hanya akan menjadi suatu "pengetahuan" semata yang dengan mudah akan hilang

Yang dibutuhkan saat ini ya seperti slogan Bapak selama ini yaitu REVOLUSI MENTAL...yaitu suatu GERAKAN membangkitkan KESADARAN yang akhirnya membentuk HABIT di semua lapisan masyarakat...mulai dari pendidikan dini sampai ke usia tua. Bagaimana anak-anak dari usia dini diajari dan didampingi supaya terus menerus respect terhadap sesama, terhadap aturan negara, terhadap bumi dan lingkungan. Generasi muda didorong untuk berkreasi bukan hanya sekedar mencari nilai raport. Begitu juga orang tua, pejabat, diapresiasi untuk bekerja dengan jujur, berintegritas dan memberi keteladanan

Daripada uangnya dihambur2kan untuk "proyek" bela negara 30 hari selama 10 tahun bagi 100 juta orang, mending digunakan untuk (misalnya):
- memberikan incentive bagi anak2 muda lulusan S1 agar mau bekerja di pelosok2 daerah tertinggal, di desa-desa, di pulau-pulau tepencil (daripada mereka disini tiap tahun rebutan lowongan kerja PNS trus akhirnya nganggur karena nggak ada kerjaan)
- memberikan beasiswa bagi anak2 muda untuk mencari ilmu lebih lanjut (apalagi sekarang biaya pendidikan aujubile mahalnya)
- memberikan incentive pada orang2 muda yang menemukan tekhnologi baru
- memberikan kemudahan modal usaha bagi pemula2 bisnis
- menghidupkan kegiatan Pramuka yang bener di sekolah2 Dasar dan SMP supaya dewasanya nanti nggak seperti pembinanya (pak Adhyaksa Dault)...*nyengir usil
- mendorong kegiatan2 cinta alam, cinta tanah air dengan aktivitas2 nyata seperti naik gunung sambil membersihkan sampahnya, mendaur ulang barang dsb
- menyantuni sanggar tari, sanggar teater, membuat lomba2 antar sanggar2 budaya daerah agar anak2 kita mengenal dan cinta pada budaya sendiri
- menggerakkan sangsi sosial terhadap koruptor

dsb dsb (Bapak kumpulkan saja Guru2 SD dan SMP...pasti idenya akan banyak sekali)
Jadi Pak...cukuplah para prajurit saja yang menjadi tentara...
Ijinkan Rakyat seperti kami ini membela negara dengan cara sipil bukan dengan cara tentara

Monggo pun penggalih nggih Pak...
Maturnuwun Pak Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun