Mohon tunggu...
nining dwi
nining dwi Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang berusaha untuk bisa bermanfaat untuk orang lain

Nining Dwi Rohmawati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 "Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran"

9 Mei 2022   23:51 Diperbarui: 9 Mei 2022   23:55 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah upaya memerdekakan manusia secara utuh dan penuh. Sehingga ketika seseorang memperoleh pendidikan yang tepat ia akan dapat mengendalikan dirinya, mampu menyikapi dan menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan baik dan bijaksana. Dengan kata lain, pendidikan bertujuan untuk memberikan kecakapan kepada murid sehingga ketika mereka berinteraksi dengan kehidupan, mereka mampu dengan aktif, kreatif, dan berbudi luhur menyelesaikan semua tantangan. Kecakapan tesebut seharusnya diperoleh dari pendidikan yang menyenangkan, yang menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dan kelebihan masing-masing tanpa harus memaksakan bahwa pencapaian mereka harus sama. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang sistem pendidikan di Indonesia yang biasa disebut Sistem Among, dimana metode pengajaran dan pendidikan didasarkan pada pola asah, asih, dan asuh. Sistem Among sendiri juga terkait dengan konsep Ing Ngarso Sung tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Dalam pemikiran pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara di atas disebutkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan dengan menyenangkan dan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman murid. Untuk melaksanakan suatu pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman murid, harus didasarkan pada keputusan-keputusan yang berpihak pada murid. Keputusan yang diambil tersebut harus mampu mengakomodir pendapat dari warga sekolah. Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu memahami prinsip-prinsip dalam dilema etika dan melaksanakan langkah-lngkah yang tepat dalam pengambilan keputusan.

Selain memahami langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat, seorang pemimpin pembelajaran juga harus memahami dan menjiwai nilai-nilai kabajikan universal.  Ia juga harus mampu untuk mengelola emosi secara tepat dan berkomunikasi secara efektif saat proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Setiap orang pasti memiliki pengalaman hidup yang berbeda, dari pengalaman tersebut akan membuat setiap orang memiliki perbedaan dalam menyikapi suatu hal. Oleh karena itu, setiap pendapat dari orang lain harus kita hargai dan tidak boleh disepelekan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran pastinya nilai kebajikan yang tertanam dalam diri akan sangat bermanfaat untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Karena dalam pengambilan keputusan, diperlukan banyak pertimbangan dari pihak lain, dengan kita bisa menghargai pendapat orang lain, keputusan yang diambil akan mampu mengakomodir  pendapat yang ada dan disesuaikan dengan nilai-nilai kebajikan universal.

Dalam suatu pengambilan keputusan pastinya akan ditemui beberapa masalah apabila seorang pemimpin tidak mampu mengakomodir pendapat di sekitarnya. Untuk menyelesaikan masalah yang tersebut dapat dilakukan coaching. Coaching disini berperan sebagai pertimbangan dalam pengujian keputusan yang akan diambil sehingga keputusan tersebut mampu mengakomodir pendapat yang lain. Keputusan yang diambil haruslah keputusan yang bertanggung jawab, berpihak pada murid, dan selalu menjunjung nilai-nilai kebajikan universal. Dengan selalu menjunjung nilai-nilai kebajikan universal, keputusan yang diambil akan jauh dari bujukan moral dan dapat mengambil keputusan terbaik yang berpihak pada murid.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pengambilan keputusan haruslah keputusan yang bertanggung awab, menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan, serta berpihak ada murid. Dalam pengambiln keputusan tersebut harus dilaksanakan langkah-langkah pengujian keputusan agar keputusan yang diambil jauh dari bujukan moral dan mampu mengakomodir pendapat yang ada. Selain itu, dalam pengujian keputusan dapat dilakukan pross coaching agar keputuan yang diambil benar-benar memiliki pertimbangan yang tepat. Dengan keputusan yang tepat tersebut, diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan dapat mengoptimalkan potensi murid. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran dari Ki Hadjar Dewantara bahwa setiap murid memiliki potensi masing-masing yang harus dikembangkan secara optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun