"Kondisi cuaca ekstrem ini diketahui akan meningkat. Karena menurut BMKG ada angin monsun asia," tukasnya seperti dikutip dari sini.
Aktivitas angin monsun asia secara umum menyebabkan pertumbuhan intensitas awan meningkat. Sehingga intensitas curah hujan, dan diikuti angin kencang bakal menyelimuti Sulsel.
Tidak hanya angin kencang, Wahid mengimbau agar waspada atas bencana lainnya di musim hujan saat ini, seperti banjir, longsor, dan abrasi. Empat jenis bencana ini dikatakan tiap tahun melanda Sulsel. "Seperti banjir bandang tahun kemarin, ada Jeneponto, Takalar, Selayar, masuk Makassar, Maros, Barru, Pangkep, Soppeng, Wajo, Gowa. Daerah ini tiap tahun langganan (banjir)," tandasnya.
Untuk mengantisipasi bencana, BPBD tiap daerah juga telah menggelar apel siaga bemcana. Posko siaga bencana juga sudah diaktivasi di semua kabupaten/kota untuk menerima laporan peringatan dini cuaca dan bencana dari instansi terkait.
"Jadi menurut BMKG cuaca ekstrem akan terjadi beberapa hari kedepan. Angin kencang tetap diwaspadai. Karena data kita ini terus diperbaharui, tidak menutup kemungkinan ini masih akan bertambah," jelasnya.
Petugas Bagian data Pusdalops BPBD Sulawesi Selatan, Hasriadi menambahkan, dampak terparah kerusakan terjadi di sembilan kecamatan di Sidrap, yakni Kecamatan Watang Pulu, Maritengngae, Watang Sidenreng, Tellu Limpoe, Panca Rijang, Baranti, Dua Pitue, Put Risae, dan Pitu Riawa.
Angin puting beliung tidak hanya merusak rumah warga. Ada juga empat sarana pendidikan, satu gedung serbaguna, empat kantor pemerintahan, 39 tempat usaha dan satu unit sarana ibadah, yang rusak dihantam. Begitupun di Kota Parepare, ada sekitar 800 unit rumah yang rusak. Hal tersebut juga mengakibatkan dua orang mengalami luka.
"Dua warga itu tertimpa reruntuhan balok penyangga atap yang tertimpa oleh pohon tumbang. Keduanya tidak luka parah," ucapnya seperti dilansir dari sini.
Menurut dia, kondisi ini dikarenakan adanya aktivitas angin monsun Asia, sehingga ada penambahan massa udara, pola pertemuan massa udara atau kovergensi dari laut Jawa hingga Sulawesi. Selain itu, cuaca ekstrem ini juga dikarenakan adanya madden julian oscillation (MJO) yang memasuki wilayah Indonesia, di antaranya Sulsel. Akibatnya terjadi peningkatan curah hujan. "Jadi sudah mulai peningakatan curah hujan per hari ini, selama tiga hari ke depan. Kondisi ini juga diikuti dengan angin kencang," ujar dia seperti dilansir dari sini.
BMKG menyebut, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang diprakirakan masih dapat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Sulsel. Di antaranya di Kabupaten Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep Kepulauan, Maros, dan Kota Makassar. Selain itu, di Kabupaten Soppeng, Sidrap, Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu dan Toraja Utara.