Aku seorang Army. Idol favoritku sudah tentu BTS. Jika kalian bertanya siapa biasku? Aku akan menjawab Min Yoongi alias Suga alias AgustD. Lalu jika bertanya lagi, mana yang lebih dahulu disukai BTS lalu Min Yoongi atau sebaliknya? Itu seperti menjawab mana yang lebih dahulu, telur atau ayam. Yang pasti Seesaw membuatku jatuh cinta yang pertama kali dengan Min Yoongi.
Tujuh atau delapan tahun yang lalu, aku bukan seorang K-Popers. Aku mengenal mereka hanya sekadar nama. Memiliki teman kerja yang seorang K-Popers pada saat itu pun tidak langsung membuatku gemar K-Pop, padahal hampir setiap hari aku diperdengarkan lagu-lagu hits dari berbagai boyband Korea.
Kebetulan kantor ku berhadapan dengan mall yang setiap hari memutar lagu-lagu Korea. Hingga suatu hari saat aku ke mall tersebut aku mendengar sebuah lagu yang musiknya terbilang minimalis dan santai. Irama hip hop dan pop terdengar sangat catchy, suara bass yang dominan, beat yang lembut, dan piano ringan memberikan rasa tenang saat mendengarnya. Tidak tahu mengapa irama lagu ini terngiang-ngiang terus di telinga.
Aku mencoba mencari tahu judulnya, karena menggunakan bahasa Korea, tidak aku temui lagu apa yang baru saja didengar. Aku pun meminta bantuan teman yang K-Popers, alhasil dia tidak tahu lagu apa yang aku maksud. (Secara aku gagal mendendangkannya dengan benar dan gagal memberikan clue. Clue yang aku berikan, "lagunya ada rap nya." yang spontan di jawab dengan nada kesal, "semua lagu boyband ada rapnya!").
Dua tahun kemudian, ketika pandemi melanda, dapat dibilang siapa yang tidak tertekan di masa ini. Berhenti bekerja, tidak bisa beraktivitas dengan normal, dan dibayang-bayangi ketakutan terpapar virus menjadi kondisi mental terberat yang aku alami. Gangguan OCD mulai menyerang, aku mulai bersikap kompulsif, setiap hari menata lemari pakaian berulang-ulang. Agar gejalanya tidak semakin memburuk aku harus relaks dan mengurangi stres. Melakukan hal yang disukai dan mengalihkan pikiran kesuatu hal yang menyenangkan harus dilakukan.
Saat itu aku mulai mendengarkan semua lagu-lagu K-Pop. Aku mendengarkan berdasarkan lagunya tanpa tahu boyband mana yang menyanyikannya. Lagu-lagu yang enak aku simpan dalam playlist dan sering aku putar saat saat berkegiatan di rumah termasuk berolahraga. Tidak berhenti di lagu, aku mulai menonton performance hingga mengikuti perjalanan para boyband melalui reality show-nya, salah satunya BTS In The Soop.
Sejak mengenal BTS dan nge-biasin Min Yoongi berlahan-lahan aku seperti terlupa dengan gangguan OCD yang sempat singgah. Masa pandemi yang panjang tidak terasa karena aku 'sibuk' Â mengikuti reality show mereka yang lain seperti Run BTS, BTS Gayo, BTS Von Voyage, dan masih banyak lagi.
Perjalanan konser mereka di berbagai negara pun aku tonton. Hingga aku menyaksikan konser Love Yourself saat sesi masing-masing member perform, termasuk Min Yoongi yang membawakan lagu Seesaw. Sontak aku teriak, "aarrhh... ini lagu yang aku cari-cari selama ini!" Ternyata jatuh cinta pertamaku dengan Min Yoongi bukan saat menyaksikannya di BTS In The Soop tapi sejak aku mendengarkan lagu Seesaw pertama kalinya. Maklum sebagai seorang Army newbie, saat itu aku hanya mendengarkan lagu-lagu BTS sebagai group, belum tahu kalau masing-masing member memiliki lagunya masing-masing.
Aku pun mengikuti semua karya dan aktivitas member BTS, tidak mau ada yang terlewat seperti sebelumnya. Live Weverse mereka pun tidak pernah absen aku ikuti, termasuk live-nya Min Yoongi yang 90% hanya bengong menatap kamera. Tapi itu saja sudah bikin jantungku jungkir balik tidak karuan. Jika ada yang berkata, wah masuk sekte Yoongi Merry Me ya? Ya mau gimana lagi, sudah cinta sih.
Tidak hanya album BTS, album solo Min Yoongi, mulai AGUSTD, D-2, dan D-DAY semua menjadi favorit. Melalui album D-DAY Min Yoongi menunjukkan kedalaman emosional dan kematangan dalam musik serta liriknya. Setiap lagu dalam album ini memiliki tema dan nuansa yang berbeda, mulai dari introspeksi pribadi hingga pernyataan tentang identitas dan perjuangan dalam hidup. Min Yoongi berhasil menggabungkan berbagai genre musik, termasuk hip-hop, rock, dan ballad, untuk menciptakan sebuah karya yang tidak hanya berbicara tentang dirinya sebagai seorang artis, tetapi juga berbicara tentang pengalaman hidup yang universal.
