Panik saat mengetahui dana habis namun pengerjaan renovasi rumah belum selesai menjadi hal yang sering terjadi. Jika sudah demikian tidak sedikit pemilik rumah yang akhirnya memilih jalan pintas mendapatkan pinjaman tunai cepat melalui pinjol ilegal tanpa mereka sadari bahayanya. Itulah mengapa perlunya pinjaman dana tunai terpercaya dari lembaga pembiayaan yang sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Renovasi rumah memang menjadi tantangan tersendiri yang terkadang membingungkan. Terutama soal dana besar yang harus dikeluarkan. Meskipun dana yang dibutuhkan sudah dihitung dan dipersiapkan sejak awal, tak jarang dalam prosesnya renovasi rumah harus berhenti di tengah jalan akibat dana renovasi yang membengkak. Sebenarnya apa sih penyebab membengkaknya dana renovasi rumah:
- Lebih Mendahulukan Keinginan Bukan Kebutuhan
Hal ini biasanya disebabkan pengaruh media sosial. Banyak yang memutuskan merenovasi rumahnya karena fomo melihat postingan bukan karena merasa butuh untuk menjawab permasalahan rumah ada, misalnya atap bocor, lantai pop up, penambahan ruang, dan lain sebagainya. Tindakan FOMO (Fear Of Missing Out) atau ikut-ikutan ini memang tidak sepenuhnya salah, tapi bukan tindakan yang bijaksana.
- Kurangnya Perencanaan Keuangan dengan Bersikap Konsumtif
Merenovasi rumah bukanlah keputusan yang mudah karena merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit. Untuk itu perlunya perencanaan yang matang agar dana yang dikeluarkan sepadan dengan hasilnya. Memahami apa saja yang akan direnovasi lalu membuat skala prioritas, mana yang didahulukan untuk direnovasi tentu akan menghindarkan kita dari sikap konsumtif dan pemborosan dana renovasi rumah.
- Perencanaan Dana yang Tidak Realistis
Maksud hati ingin berhemat dengan perencanaan dana yang tidak realistis malah justru akan mendapati hasil renovasi yang tidak maksimal. Perencanaan dana yang tidak realistis justru membuat kita mengeluarkan dana lebih untuk perawatannya. Untuk itulah perlunya menambahkan dana cadangan saat perencanaan untuk berjaga-jaga hal mungkin terjadi, misalnya kenaikan harga material.
FOMO, kurangnya perencanaan keuangan akibat terlalu konsumtif, dan keinginan berhemat yang tidak dilandasi dengan cara yang benar ternyata tidak hanya dapat membuat dana renovasi rumah membengkak. Ketiga hal tersebut menjadi gambaran kurang pemahaman bagaimana mengelola sumber dana investasi yang baik.
Akan bahaya bila ketiga hal tersebut teraplikasi di kehidupan sehari-hari, terutama pada generasi Z atau Gen-Z. "Karena tidak dikelola dengan baik, maka ujung-ujungnya pinjol ilegal atau paylater,"Â seru Ayu Sara Herlia (Financial Literacy Specialist yang juga Founder @mamaber.uang) di sore hari nan sejuk di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Pinjol atau pinjaman online ilegal memang menjadi 'musuh' saat ini, dikarenakan mudah meminjam uang tunai, hanya 10 menit duit sudah cair tanpa kita tahu bagaimana menggunakannya.
Ketemu Sahabat Bareng Adira Finance
Untuk ngobrolin bagaimana mengelola sumber dana investasi yang baik itulah pada Jumat (24/5) lalu bertempat di Terasa Cafe, Cempaka Putih Jakarta Pusat, Kompasiana mengadakan Blogger Gathering 2024 sekaligus seru-seruan bareng di KETEMU sahabat bareng Adira Finance untuk sharing ilmu seputar investasi dan keuangan.
Dalam acara Ngobrolin Finansial ini turut hadir Ayu Sara Herlia (Financial Literacy Specialist yang juga Founder @mamaber.uang), Indra Meyman Harefa (Head of Regional Non Auto Business Adira Finance), dan Dwi Nopianto (AXI Adira Finance) sebagai narasumber yang memberikan tips bagaimana mengelola keuangan yang baik agar terhindar dari pinjol ilegal.
Bicara mengenai pengelolaan finansial tentu tidak terlepas dari gaya hidup konsumtif. Gaya hidup ini kerap disalahkan sebagai salah satu penyebab terjerat pinjol ilegal. "Konsumtif itu tidak apa-apa asal ada uangnya. Menjadi tidak baik bila konsumtif tapi uangnya tidak ada," kata Sara.
Senada dengan Sara, Indra pun juga menekankan kalau hidup itu harus dinikmati. "Bagaimana dapat menikmati hidup? berarti pendapatan kita yang harus ditambah bukan pengeluaran kita yang harus dikurangi, apalagi pinjaman dana tunai melalui pinjol ilegal," tegas Indra. Dwi pun memberikan sarannya agar terhindar dari gaya hidup konsumtif dengan membeli sesuatu berdasarkan fungsinya, "saat fungsi sudah mewakili apa yang kita dapatkan, apa lagi yang kita butuhkan?"
Alih-alih menikmati hidup, ketiga narasumber juga menyarankan menyisihkan uang untuk menabung. Menabung yang baik berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung dari pendapatan dan kondisi finansial yang dihadapinya. Tidak bisa dikatakan menabung harus 30 atau 50 persen dari penghasilan jika akhirnya tabungan tersebut diambil kembali. Lebih baik niatkan menabung semampunya tetapi konsisten dilakukan terus menerus.
Ide menarik mengenai menyisihkan penghasilan dihadirkan Indra. Baginya katimbang menabung, ia lebih memilih untuk berinvestasi. "Dengan berinvestasi kita 'dipaksa' menyisihkan 30 persen penghasilan. Karena jika simpan, inflasi tinggi dan nilai uang selalu berkurang. Berbeda bila kita investasi. Tapi tetap kita harus punya uang di bank untuk kondisi darurat, mengingat orang Indonesia banyak sekali pengeluaran yang tidak direncanakan," urai Indra.
Dana darurat yang yang dibahas di sini tentu bukan dana yang digunakan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif. Dana darurat ini digunakan untuk kondisi tertentu agar kita terhindar dari meminjam uang ke pinjol ilegal. Jika terpaksa meminjam, pastikan pinjaman dana tunai berasal dari lembaga pembiayaan terpercaya seperti Adira Finance.
Fasilitas #SahabatDanaTunai dari Adira Finance
Seperti yang telah diketahui, Adira Finance merupakan perusahaan pembiayaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari 2004 dan terdaftar di OJK. Adira Finance menyediakan berbagai solusi keuangan sesuai dengan kebutuhan, salah satunya fasilitas Sahabat Dana Tunai.
Sahabat Dana Tunai merupakan fasilitas pinjaman dana tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor, baik itu motor ataupun mobil. Pinjaman dana tunai ini berguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen, seperti modal usaha, biaya renovasi rumah, wisata, pendidikan, kesehatan, kendurian, dan lain sebagainya yang pencairan dananya langsung kepada pelanggan.
Untuk proses peminjamannya, Adira Finance memiliki aturan baku yang membuatnya berbeda. "Pinjaman dana tunai menggunakan jaminan kendaraan bermotor, dimana kami hanya menahan BPKB-nya namun kendaraannya tetap dapat digunakan oleh nasabah untuk bekerja atau transportasi," pungkas Indra.
Dalam acara yang sama, Indra pun mengungkap fakta yang membedakan Adira Finance. Jika bunga pinjol ilegal memiliki bunga pinjaman 20 atau 30 persen setiap bulannya, Adira Finance hanya menetapkan bunga pinjaman hanya sekitar 0,9 persen per bulan untuk mobil dan 1,6 -- 1,8 persen per bulan untuk motor.
"Jika terlambat mengangsur, pasti akan kami tagih. Proses penagihan jika sudah tiga atau beberapa hari setelah jatuh tempo akan di telepon. Bila lewat satu bulan akan dikirimkan surat peringatan pertama, setelah tujuh hari surat peringatan kedua, lewat 14 hari surat peringatan ketiga, terakhir orang tersebut akan kami datang untuk berkomunikasi baik-baik,"Â imbuh Indra.
Semua ini bukti komitmen Adira Finance sesuai dengan visi dan misi untuk menciptakan kesejahteraan bersama, nasabah dan karyawan maju bersama-sama. Dan salah satu program kesejahteraan yang ada di Adira Finance yakni sebagai agen AXI Adira Finance.
AXI Adira Finance merupakan salah satu program dari Adira Finance untuk yang menginginkan tambahan penghasilan tanpa mengganggu pekerjaan utamanya. Menjadi AXI sangat menguntungkan. Selain mendapatkan penghasilan tambahan, agen AXI akan mendapatkan ID unik, mendapatkan pelatihan dan training, poin business reward, hingga jalan-jalan ke luar negeri. Seperti yang dikisahkan oleh Dwi.
Dwi Nopianto adalah salah satu sosok AXI Adira Finance yang sukses. Baru satu tahun bergabung, Dwi sudah memperoleh banyak benefit seperti insentif pribadi, insentif apresiasi, insentif mentor, insentif group, bonus tahunan dan bonus loyalti.
Selain itu agen AXI bisa mendapatkan business reward, dengan menukarkan poin reward dengan barang-barang reward, seperti logam mulia, alat elektronik, hingga mobil. Tidak sedikit agen AXI yang sukses bisa memperoleh business trip bila memenuhi poin yang ditentukan. "Awalnya ini menjadi pekerjaan sampingan. Karena mendapatkan keuntungan lebih banyak, akhirnya saya putuskan untuk bekerja sepenuhnya menjadi AXI Adira Finance," tutup Dwi.
Itulah sekilas ngobrolin finansial bersama Adira Finance. Jadi jangan panik jika saat renovasi rumah, dana yang tersedia habis selama ada pinjaman dana tunai dari Adira Finance. Untuk info lebih lanjut bisa klik link DI SINI.
Jadi dapat disimpulkan, dalam mengelola finansial hindari FOMO atau ikut-ikutan yang tengah happening, kurangnya perencanaan dengan bersikap konsumtif, jangan lupa untuk menyisihkan penghasilan secara benar, dan terpenting hindari pinjol ilegal yess!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H