Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 30 judul, antologi berbagai genre 175 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Kelabu Kamar Mandi Itu

24 Januari 2025   06:33 Diperbarui: 24 Januari 2025   13:51 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Kelabu Kamar Mandi Itu
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

"Sudah, supaya tidak menerorku, kalian di sini saja! Kalau kalian error, benar-benar teror horor, tahu!" ujar Nindi sambil memberi sepiring makanan pada keempat ekor anak kucing yang dua minggu ini  dinilai sangat mengganggu. 

Mereka dimasukkan ke dalam kamar mandi agar tidak pup sembarangan. Nanti tinggal menyemprot saja, langsung hilang. Gampang. Tidak usah mencari-cari, tetapi langsung ketahuan karena terkonsentrasi juga. Sebagai upaya meminimalisasi polusi udara, sekaligus meredam emosi sang suami yang sering meledak tak terkendali. 

Ya, anak kucing berusia hampir tiga bulanan itu dua minggu belakangan ini sedang error. Bahkan sukses memberi teror. Tidak lagi memajankan kelucuan menggemaskan sehingga sang suami yang sebelumnya sudah mulai lilih, menjadi geram kembali atas kehadirannya.

"Ya, Allah ... mohon kesabaran ekstra untuk menangani mereka. Termasuk rezeki agar kami dapat membeli makanan kucing yang tidak murah juga. Hanya Engkaulah pemilik semesta yang berbelas kasihan, limpahkanlah kasih-Mu kepada kami. Berikanlah kesehatan agar mereka pulih kembali," pinta Nindi setiap saat kepada-Nya.

Mulanya, lima tahun silam, Nindi memang mengadopsi seekor kucing jalanan putih berkelamin jantan karena banyak ular di sekitar rumah. Ternyata setahun kemudian, kucing yang diberi nama Miska itu membawa seekor anak berkelamin jantan. Kucing kecil berbulu putih itu memiliki warna mata biru. Nindi senang sekali karena memang menginginkan mata biru seperti itu. Diberilah nama Kumoru, kucing moto biru.

Seiring perjalanan waktu, Miska menjadi pejantan tangguh yang sangat pemberani dan gemar berkelahi. Bahkan, jika pulang sebentar, Kumoru pasti dihajarnya. Kasihan dengan Kumoru kecil, dibuanglah si Miska yang berubah menjadi kucing garong itu.

Tahun berikutnya, Kumoru pun membawa seekor anak berbulu kuning. Sayang, kucing kuning ini berkelamin betina. Diberilah nama Cantik karena memang berwajah cantik, lucu, imut, dan meggemaskan. Belum setengah tahun, si Cantik pun melahirkan.

Pertama kali melahirkan, 3 Agustus 2024, Cantik memberikan seekor anabul hitam. Sayang, bayinya hanya bertahan tiga hari. Akan tetapi, 5 November 2024 si Cantik kembali melahirkan. Kali ini lahir empat anak dengan berbagai variasi warna bulu. Sulung dominan bulu hitam, diberi nama Iyeng; anak kedua tiga warna diberi nama Telon; anak ketiga dominan warna abu-abu diberi nama Abu; bungsu berwarna kuning emas persis induknya dan diberi nama Oyen.

Sebelum disapih keempat anak kucing lucu tersebut tidur di dalam kamar bersama suami. Namun, karena bau pup di litter box, suami mengusir agar keluar dari kamar. Sejak pengusiran itulah keempat anak kucing yang berada tidak di tempat hangat menjadi sakit. Apalagi karena cuaca buruk, mendung hingga hujan yang disertai dingin. Diare melanda hebat baik keempat ekor anak, maupun induknya.

Sejak pengusiran tersebut, teror terjadi. Pup yang awalnya terkonsentrasi pada tiga litter box, menjadi berantakan. Barangkali karena tidak bisa menahan diri, anak-anak kucing itu pup dan pip di tempat sembarangan saja. Otomatis, bau menyengat pun merebak ke mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun