Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bagai Burung Terbang Bebas

30 November 2024   10:47 Diperbarui: 30 November 2024   15:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Sabtu diisi dengan kegiatan keagamaan. Siswa nonmuslim, khususnya pemeluk Advent, harus menempuh pelajaran agama pada setiap Sabtu. Sementara, siswa muslim tidak dipermasalahkan. Ada guru agama secara khusus sehingga ujian dan nilai yang didapat pun berdasarkan informasi guru yang bersangkutan.

Jadi, kedua gadis sebaya bersepupu tersebut tidak duduk di bangku SMA umum. Akan tetapi, masing-masing berada di sekolah yang berafiliasi pada agama tertentu.

 Kedua gadis tersebut memang sama-sama duduk di kelas 10. Widuri berada di SMA Harapan Bangsa. Sekolah tersebut tidak begitu jauh dari rumah sehingga cukup dengan berjalan kaki sekitar dua puluh menit sampai. Teman-teman Widuri pun konon berasal dari seluruh Indonesia.

Hal itu terjadi karena tidak banyak sekolah Advent di Indonesia. Hanya saja, kapasitas sekolah tidak sebesar sekolah yang Wangi ikuti. Sekolah Advent ini cenderung kelas kecil. Masing-masing angkatan hanya ada tiga kelas sehingga total siswa keseluruhan sembilan kelas. Jika rata-rata berisi 30 siswa, berarti jumlah keseluruhan hanya kisaran 270-an siswa saja.

***

Aktivitas kedua gadis tersebut tentulah tidak sama. Satu yang sama adalah ekstrakurikuler tari tradisional saja. Mereka sama-sama ikut sanggar baik yang berada di daerah dekat rumah, maupun yang berlokasi di Senaputra. Dua sanggar itu beda pemilik, tetapi masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.

Widuri menjadi asisten guru tari, sementara Wangi tidak. Oleh karena itu, Wangi bisa memasukkan aktivitas bela diri di sela-sela kesibukan di sanggar. Dengan demikian, jangkauan pertemanan Wangi otomatis lebih luas dibandingkan dengan Widuri. Apalagi, di sekolah Katolik tempat Wangi menimba ilmu, ia juga dikenal sebagai peserta aktivitas sosial yang digalang oleh biarawan dan biarawati. Akses pertemanan Wangi otomatis lebih cenderung ke teman-teman yang berpikiran positif bagi tumbuh kembang pencarian jati diri yang sedang dilakoninya.

Wangi masih bisa, jika ia mau, untuk berkonsultasi dengan para suster yang menjadi pembimbing rohaninya. Sementara, Widuri ... entahlah. Kepada siapa ia mengadu dan mencurahkan isi hati, Wangi tak tahu-menahu. Wangi juga tidak dapat membantu apa pun sebab karakter saudara sepupu ini masih labil. Terbukti seminggu belakangan ini mood-nya tidak bisa diprediksi.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun