Hari Sabtu diisi dengan kegiatan keagamaan. Siswa nonmuslim, khususnya pemeluk Advent, harus menempuh pelajaran agama pada setiap Sabtu. Sementara, siswa muslim tidak dipermasalahkan. Ada guru agama secara khusus sehingga ujian dan nilai yang didapat pun berdasarkan informasi guru yang bersangkutan.
Jadi, kedua gadis sebaya bersepupu tersebut tidak duduk di bangku SMA umum. Akan tetapi, masing-masing berada di sekolah yang berafiliasi pada agama tertentu.
 Kedua gadis tersebut memang sama-sama duduk di kelas 10. Widuri berada di SMA Harapan Bangsa. Sekolah tersebut tidak begitu jauh dari rumah sehingga cukup dengan berjalan kaki sekitar dua puluh menit sampai. Teman-teman Widuri pun konon berasal dari seluruh Indonesia.
Hal itu terjadi karena tidak banyak sekolah Advent di Indonesia. Hanya saja, kapasitas sekolah tidak sebesar sekolah yang Wangi ikuti. Sekolah Advent ini cenderung kelas kecil. Masing-masing angkatan hanya ada tiga kelas sehingga total siswa keseluruhan sembilan kelas. Jika rata-rata berisi 30 siswa, berarti jumlah keseluruhan hanya kisaran 270-an siswa saja.
***
Aktivitas kedua gadis tersebut tentulah tidak sama. Satu yang sama adalah ekstrakurikuler tari tradisional saja. Mereka sama-sama ikut sanggar baik yang berada di daerah dekat rumah, maupun yang berlokasi di Senaputra. Dua sanggar itu beda pemilik, tetapi masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.
Widuri menjadi asisten guru tari, sementara Wangi tidak. Oleh karena itu, Wangi bisa memasukkan aktivitas bela diri di sela-sela kesibukan di sanggar. Dengan demikian, jangkauan pertemanan Wangi otomatis lebih luas dibandingkan dengan Widuri. Apalagi, di sekolah Katolik tempat Wangi menimba ilmu, ia juga dikenal sebagai peserta aktivitas sosial yang digalang oleh biarawan dan biarawati. Akses pertemanan Wangi otomatis lebih cenderung ke teman-teman yang berpikiran positif bagi tumbuh kembang pencarian jati diri yang sedang dilakoninya.
Wangi masih bisa, jika ia mau, untuk berkonsultasi dengan para suster yang menjadi pembimbing rohaninya. Sementara, Widuri ... entahlah. Kepada siapa ia mengadu dan mencurahkan isi hati, Wangi tak tahu-menahu. Wangi juga tidak dapat membantu apa pun sebab karakter saudara sepupu ini masih labil. Terbukti seminggu belakangan ini mood-nya tidak bisa diprediksi.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H