"Ah, pasti itu jerat si ayah di setiap kelam malam!" bisiknya.
"Maksudnya?" selidikku.
"Kasihan, anak tiri itu harus melayani nafsu bejat sang ayah sepeninggal ibunya wafat!"
"Oh!?"
"Tak ada yang berani lapor. Si ayah komandan preman pasar besar!" lanjut Dian.
***
Note:
Regeng: Â tidak sepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!