"Nggak apa-apa, Bu. Namanya juga anak kecil. Ibu ajak ke toilet saja. Nanti ibu bisa naik bus lain. Nggak apa-apa Ibu turun di sini. Kan adiknya tidak bisa ditunggu sampai berapa lama ke toiletnya!"
"Oh, ... saya belum membayar ongkos, Pak!"
"Biar saja, nggak usah. Ibu urus saja putri Ibu. Kasihan!" jawab kondektur.
"Terima kasih, Pak!"
Setelah menurunkan Berlian dan putrinya, bus melaju meninggalkan area. Sementara, Berlian harus mengurus si kecil yang sedang sakit perut.
"Mama ... Lala mau naik keleta api! Nggak mau naik bus!" rengek Mutiara.
"Oh, kenapa, Nak?"
"Pokoknya mau keleta api! Keleta api, Ma!" rajuknya.
Karena Mutiara bersikukuh tidak mau naik bus, Berlian mengajaknya ke stasiun kereta api terdekat dengan angkutan kota. Sangat beruntung, kereta api belum lewat. Namun, harus menunggu sekitar satu jam kemudian.
Betapa senang Mutiara saat kereta tiba dari Surabaya. Kini si kecil begitu ceria, bahkan bernyanyi-nyanyi.
Sebelum sampai di rumah orang tua, sang ibu menelepon.
"Nak, kalian naik apa? Sampai di mana?"