Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kuncup Rekah Jadilah Berkah (Bagian 3)

9 September 2024   08:23 Diperbarui: 9 September 2024   08:28 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kuncup Rakah Jadilah Berkah (Bagian 3)

Oleh Ninik Sirtufi Rahayu

Setiap hari satu pelajaran selama satu jam. Setelah itu, aku diminta membantu menyapu halaman beliau. Kebetulan Bu Yanti hidup sendiri.

Tiga bulan berlalu dengan cepatnya. Hari itu aku diminta Ibu membantu memasak di rumah Bu Lurah. Ini kesempatan baik untuk meminta buku lungsuran. Mas Baim bungsunya itu setingkat di atasku, tetapi tidak satu sekolah denganku. Aku di sekolah desa, sementara Mas Baim dan kedua kakaknya bersekolah jauh di kota. Maka, aku memberanikan diri mengajukan permintaan kepada Bu Lurah.

"Bu Lurah, bolehkah Yati meminta buku lungsuran Mas Baim? Yati ingin pintar, tetapi nggak punya buku, Bu!"

"Wah, boleh Yati, boleh! Nanti kumintakan kepada mereka, ya .... Daripada bukunya nggak terpakai, lebih baiklah kalau kamu gunakan. Jaga dengan baik dan pergunakan dengan baik pula, ya!" pesannya. 

Tiga  hari kemudian, aku mendapat banyak lungsuran buku dari ketiga putranya.

***

Seiring  perjalanan waktu, aku lulus dari SD dengan nilai yang memuaskan. Teman-teman yang dulu mengejek, mengolok, dan menghinaku "Yati gembrot otak udang" tidak lagi berkutik. Meskipun kurang bergaul dengan mereka karena hari-hariku kugunakan membantu orang tua berkutat dengan sawah, lumpur, daun jati, daun pisang, atau apa saja yang mereka lakukan, pagi aku tetap bersekolah. Sore tetap belajar di rumah Bu Yanti dengan alasan membantu bebersih rumah.

Teman-teman tidak pernah tahu bagaimana usahaku untuk belajar dan menjadi pintar. Tubuhku memang belum banyak berubah. Bu Yanti menganjurkan agar aku diet, mengurangi makan, dan mengusahakan berpuasa semampuku. Aku memang masih gemuk, tetapi tidak terlalu seperti tahun lalu karena aku berusaha mengubah pola hidupku.

Bahkan, ketika nilai kelulusan SD-ku sangat bagus, Bu Lurah dan Bu Yanti berkenan memberikan sponsor buatku untuk masuk di sekolah bagus. Bu Yanti tetap akan membantu mengajari, bahkan ikut mendanai sekolahku. Sementara Bu Lurah berkenan membelikan sepeda pancal untuk memudahkanku pergi ke sekolah. Berbagai perlengkapan sekolah lengkap, kuperoleh dari Bu Lurah, seperti seperangkat alat sekolah lengkap, seragam sekolah, seragam olahraga, dan beberapa baju bebas layak pakai. Kata Bu Lurah agar penampilanku lebih layak dilihat orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun