19."Merasa 'malu' saat bertengkar adalah lebih baik daripada mengobral kemarahan di depan orang lain. Jika marah, orang lain menjadi tahu betapa galak dan buasnya kita. Mungkin mereka merasa lebih jijik dan berpikir bahwa kita lebih buruk daripada anjing kurap penderita rabies." (Ninik Sirtufi Rahayu)
20."Jika sedang marah, mendekatlah ke cermin. Lihatlah bagaimana ekspresimu saat marah. Atau suruhlah orang lain merekam. Lihatlah apakah wajahmu lebih baik atau lebih rupawan? Atau justru tampak begitu kejam?" (Ninik Sirtufi Rahayu)
21."Orang yang sedang marah, pasti tidak mampu menguasai dirinya sendiri. Nah, bagaimana kita bisa memimpin orang lain jika memimpin diri sendiri saja tidak mampu?" (Ninik Sirtufi Rahayu)
22."Belajarlah menjadi seorang pemimpin dengan cara mengendalikan diri lebih baik lagi. Pimpinlah dirimu sendiri sebelum memimpin orang lain!" (Ninik Sirtufi Rahayu)
23."Biarlah orang lain menghina dan melecehkanmu. Jangan pernah membalas kejahatannya dengan kejahatan serupa, tetapi tunjukkanlah bahwa kamu lebih baik daripada mereka yang menghina dan melecehkan itu." (Ninik Sirtufi Rahayu)
24."Orang yang senang menghina sesamanya, suatu saat akan terpeleset dan lebih hina daripada sesamanya. Menghina sesama itu sebenarnya menghina sang Pencipta." (Ninik Sirtufi Rahayu)
25."Jangan merasa bangga ketika melihat lawan atau pesaingmu dalam keadaan menderita. Sebaliknya, sedapat-dapatnya doakan dan kasihilah agar mereka tahu bahwa Tuhan mengasihinya melewati tangan dan hidupmu." (Ninik Sirtufi Rahayu)
26."Sudahkah hari ini kita menolong seseorang? Adakah hatimu sudah tergerak oleh belas kasihan melihat sesamamu yang sedang berkesusahan? Cobalah menjadi malaikat penolong bagi mereka yang menderita." (Ninik Sirtufi Rahayu)
27."Pernah berjalan kaki saat panas terik, sementara tujuan masih jauh? Adakah kita terpikir akan seseorang yang melintas berjalan kaki di siang terik? Lalu, apa yang kita lakukan untuk meringankan bebannya?" (Ninik Sirtufi Rahayu)
28."Ketika kaki terkilir dan tidak mampu berjalan dengan baik, sebenarnya Tuhan sedang mereparasi hati kita agar 'sedikit berbelas kasih' kepada mereka yang tidak mampu berjalan kaki dengan alasan apa pun." (Ninik Sirtufi Rahayu)
29."Dompet kita kosong melompong? Bukankah Tuhan mengisinya dengan cara ajaib, bahkan terkadang tidak kita duga sebelumnya? Nah, ketika dompet terisi atau berisi, kita harus ingat bahwa ada orang lain yang sedang mengalami dompet kosong." (Ninik Sirtufi Rahayu)