Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kumbang dan Kupu-Kupu

30 Agustus 2024   17:12 Diperbarui: 30 Agustus 2024   17:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Bener kok. Emang kamu sombong, sok cantik! Mentang-mentang bulu sayapmu indah!"


"Loh ... loh ... Bukannya kamu yang salah hampir menabrak aku, ya. Eeh, nggak mau minta maaf malah menyalahkan dan mengolok aku. Kamu salah makan obat apa bagaimana?"


"Ehm ... ehmm ... ini ada apa toh, sepagi gini kok ribut?" tanya Kolibri sambil melihat kedua hewan tersebut berdebat.


Kupu-kupu pun menceritakan asal mula mereka bertengkar. Dia mengatakan sangat kesal dengan ulah Kumbang yang tak tahu diri.

"Aduuuhhh .... Rupanya Kang Kumbang punya dendam, iri, atau sakit hati sih ini?" tanya Kolibri kepada Kumbang.


"Ya ... emang aku benci dengan dia!" jawab Kumbang sambil menunjuk Kupu-kupu.


"Haaaahhh ... aku salah apa coba?" seru Kupu-kupu.


1"Kalau boleh tahu, kenapa kamu membencinya?" selidik Kolibri. Ia tetap menahan diri untuk tidak beranjak dengan cara tetap mengepakkan sayapnya.


"Coba ... siapa nggak sebel. Semua bunga diincipnya hingga hampir habis madunya dan aku hanya dapat sisanya! Coba pikir, apakah etis seperti itu?" dalih Kumbang memelotot.


"Apaaaa? Memang ini kebun bunga milik kakekmu apa? Semua tuh boleh isap madu setiap bunga yang ada di sini. Lah kalau nggak mau keduluan aku, ya jangan malas kamunya Kang Kumbang!" teriak Kupu-kupu memekakkan telinga.


"Siapa yang malas Yu Kupu! Aku juga rajin! Memang jadwal cari makanku agak siangan, kok!" Kumbang tidak mau kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun