Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Terselami Manusia

28 Agustus 2024   19:36 Diperbarui: 28 Agustus 2024   19:40 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Tak Terselami Manusia

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Udara sore yang cerah telah mengusir gerah sejak siang. Namun, jauh di ufuk barat mendung begitu gelapnya. Sungguh suasana yang kontras. Angin yang semilir pun sempat menghalau gerah dan resah yang ada di dada.  
Permatasari yang biasa disapa Tata sedang menyelesaikan tugas kuliahnya. Suntuk, tetapi harus selesai paling tidak malam nanti. 

Daripada menunda-nunda! Sebab dalam benaknya menunda itu menabung derita. Maka, tak dibiarkan rasa kantuk yang mendera.
Ia berusaha agar tidak mengantuk. Karena itu diseretnya kaki dengan gontai menuju ruang dapur hendak membuat kopi. Meski sebenarnya sudah pernah diingatkan sang kekasih beberapa saat lalu agar tidak terbiasa meminum kopi.

"Jangan terlalu banyak minum kopi, Sayang. Tak bagus untuk lambungmu!"

"Tapi ... kalau nggak ngopi, ngantuk Mas!" dalihnya.

"Ih, sejak kapan sih kopi bisa mengusir kantuk? Mitos, kale ...!" sambut Yasodana sang kekasih sambil meleletkan lidah menggoda.

"Ihhh, ... Mas Yaso loh gituuu ...!"

"Ya, 'kan ... Mas sudah mempelajari efek sampingnya, masak kamu nggak percaya sih, Dik?"

"Hmm, kali ini sedikiiittt saja kopinya. Habis tugasnya belum kelar!" senandikanya.

"Eh, Non ngomong sama siapa, sih?" sergah Bi Imah yang tetiba masuk dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun