Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balada Pohon Pinang

23 Agustus 2024   12:57 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balada Pohon Pinang
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Siang itu sangat terik. Beberapa jenis rumput di semak-semak sudah sangat kepanasan.

"Ya, Tuhan ... panas sekali. Aku haus!" jerit beberapa jenis rumput hampir bersamaan. Selanjutnya berbisik atau berteriak bergantian.

"Iya, sama. Aku juga merasa kepanasan!" seru yang lain.

Akan tetapi, dua pohon pinang yang tumbuh di antara mereka dengan sombong menimpali suara-suara rumput yang ada di bawah kakinya.

"Hmmm ... dasar rumput tak berharga. Kenapa kalian menjerit-jerit mengganggu tidurku, hah? Padahal angin sepoi-sepoi sangat nyaman di atas sini!" serunya.

"Kami kepanasan, Pinang!" seru Putri Malu.

"Makanya ... jangan berisik! Semakin berisik kamu akan makin merasa kepanasan, tahu! Tenagamu akan habis dengan berteriak-teriak begitu! Bikin polusi suara saja!" sergah Pohon Pinang.
Semak belukar di bawah pun akhirnya terdiam. Walaupun panas bukan main, mereka hanya mendesis. Tidak berani lagi berkeluh kesah.

"Ha ... itu ada dua orang yang datang kemari! Mereka pasti akan mencari buah kami. Sementara, kalian, wahai rumput ... pasti akan dibabat habis karena kalian itu tidak berguna! Percayalah padaku!" seru Pohon Pinang dengan bangga.

"Kemarin ada yang mencari kami katanya untuk obat kok!" bela ilalang dengan lantang.

"Apa? Untuk obat? Jangan ngaco, kamu ya! Di mana-mana yang namanya ilalang itu hanya gulma, tanaman pengganggu!" dalih Pohon Pinang tak mau kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun