Masuk tanggal 16 Agustus, pada sore senja hari semua keluarga masing-masing RT mengadakan selamatan yang disebut barikan. Acara ini dilaksanakan di sepanjang jalan RT dengan menggelar tikar. Yang memiliki anak kecil, khususnya tingkat SD, harus membuat makanan menu selamatan dan meminta putra-putrinya duduk berbaris lesehan sambil membawa seporsi makanan tersebut. Makanan yang sudah diwadahi dengan rapi akan diambil panitia dan dilakukan saling tukar. Setelah didoakan, anak-anak boleh membawa berkat itu pulang ke rumah masing-masing. Acara ini menanamkan rasa syukur bagi anak-anak akan makna kemerdekaan bagi masyarakat Indonesia. Gotong royong, bersatu dan saling menghormati sebagai ciri khas bangsa kita.
Pada malam menjelang 17 Agustus, bapak-bapak bersama se-RT atau gabungan se-RW akan melakukan malam tirakatan. Pada malam tersebut diadakan doa bersama dan renungan yang dipimpin oleh ahli agama. Prosesi dilaksanakan secara umum mengingat keberagaman keyakinan yang dianut masyarakat. Pagi hari tanggal 17 Agustus biasanya ada perwakilan yang ziarah kubur ke makan para pahlawan bangsa, baik yang berada di Taman Makam Pahlawan, atau di makam desa. Pusara yang ditandai dengan bambu runcing merupakan pusara makam pahlawan yang dimakamkan di pemakaman umum. Selanjutnya, akan dilaksanakan upacara bendera yang berada di kelurahan masing-masing. Namun, tidak semua anggota masyarakat menghadirinya. Hal ini karena para siswa atau pegawai akan melakukan upacara di kantor masing-masing.  Â
Nah, demikianlah keseruan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di daerah saya. Bagaimana di daerah Anda?
Malang, 16 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H