Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - mengisi usia senja dan bercanda dengan kata

Menulis sesuka hati, senyampang ada waktu, dan sebisanya saja

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keseruan Acara Agustusan

16 Agustus 2024   19:07 Diperbarui: 16 Agustus 2024   19:40 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh, iya ... biasanya para gadis dan ibu-ibu paling takut dengan belut, bukan? Nah, ada juga lomba memindahkan belut dengan cepat dari tempat pertama ke tempat kedua. Hadiahnya sangat menggoda, sejumlah uang dengan nominal tinggi juga. Oleh karena itu, banyak yang tergiur untuk mengikuti. Namun, ketika hari H perlombaan tiba, melihat puluhan ekor belut  yang bergerak-gerak itu membuat respons berbeda-beda. Ada yang menjerit histeris saat hendak memasukkan tangan untuk mengambil belut, ada yang terkencing-kencing sambil berteriak-teriak. Bahkan, ada yang berlari terbirit-birit menjauhi arena. Binatang licin mirip ular itu sungguh membuat geli, bukan? Hanya wanita perkasa yang berani memegang dan bisa memindahkannya!

Selain mengikuti lomba kelereng, saya dan kelompok ibu-ibu PKK pernah mengisi acara puncak dengan berkostum punokawan, Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Kami empat orang ibu berusaha melawak dengan dialog drama singkat yang lucu. Kebetulan di RT kami tinggal seorang mantan anggota wayang orang yang piawai merias. Sedangkan naskah drama, saya buat berdasarkan diskusi dan masukan para peserta. Saya bertindak sebagai Gareng dengan ciri khas, kaki timpang saat berjalan.
Ketika melihat muka dirias berdasarkan salah satu karakter punokawan itu, kami tidak bisa menahan tawa. Karena itu, saat baru muncul di atas panggung, sorak-sorai penonton pun riuh rendah. Bahkan, salah satu ibu yang sudah belajar sekitar dua bulan untuk menghafal teks lawak, saat di panggung semuanya terlupakan. Yang ada hanya tertawa saja ... demam panggung pun menjadikan semakin lucu! Aplaus penonton luar biasa walaupun dialog kami belepotan dan ada yang tidak hafal teks. Karena itu keluarlah secara spontanitas saja. Impropvisasi dari masing-masing peserta, yang penting ulah atau kata kita membuat penonton tertawa. 

Ada juga seorang ibu paruh baya peserta  karaoke lagu kroncong secara tidak sengaja berulah jenaka. Si ibu ini  menyanyikan lagu "Bengawan Solo". Akan  tetapi, secara tidak sadar dia menyanyikan dengan irama lagu "Jembatan Merah" sehingga semua penonton kontan tertawa. Penyanyi tersebut tidak menyadari akan kekeliruan yang diperbuat. Ketika kaset dihentikan, dia meminta agar kaset lagu diulang kembali. Petugas menuruti keinginannya. Akan tetapi, lagi-lagi lagu yang dinyanyikan ulang, tetap saja salah ... salah total! Penonton bersorak riuh rendah ketika si ibu mengulang lagunya dengan salah lagi.  Saat  pengulangan yang kedua kalinya dan masih tetap menyanyikan salah ini, kontan semua meneriaki memintanya turun. Hahaha ... untungnya si ibu terlalu percaya diri sehingga tidak malu berada di panggung meski penonton berteriak histeris memintanya turun.

Masyarakat yang melimpah ruah pun tertawa terbahak-bahak, apalagi  si ibu masih belum menyadari kesalahannya. Wajah si ibu penyanyi yang sudah di-make up cantik dengan gaun kebaya indah itu tampak bloon terbengong-bengong lucu. Jangan tanya reaksi penonton. Bukan  main riuhnya. Perut pun terasa kaku karena menahan tawa. Lumayan, hiburan lawak secara life!

Untuk adik-adik usia SD yang memiliki sepeda pancal, mulai ukuran kecil hingga ukuran normal, pasti akan sedang mengikuti pawai sepeda hias. Sepeda masing-masing diberi hiasan kertas warna-warni yang dililit dan ditempelkan, atau bahkan bunga-bunga plastik, kemudian mengikuti parade di belakang pasukan drumband dan di bagian depan karnaval. Pastilah hal ini menjadi moment seru bagi mereka. Yang tidak memiliki sepeda bisa mengikuti parade karnaval dengan menggunakan kostum sesuai ketentuan, misalnya baju daerah masing-masing adat suku dari seluruh Indonesia, baju profesi seperti seragam militer, seragam nakes, dan sebagainya dengan ukuran sesuai tubuh anak-anak.

Kalau sepeda hias biasanya didominasi anak-anak usia SD, karnaval bisa diikuti oleh siapa pun yang tidak malu dan siap mendapatkan tugas memeriahkan acara Agustusan itu. Di daerah kami biasa juga menggunakan undian, siapa harus dan akan mengisi atau mengikuti acara apa. Atau mengikuti kostum teatrikal, jika ada misalnya yang berperan seolah-olah sebagai pasukan penjajah dan TNI dengan keseruan masing-masing. Bahkan ada juga yang berkostum wayang orang, aktor film karton, beberapa badut, dan beberapa berlagak waria mengikuti parade senja itu.  

Karnaval ini bukan hanya diadakan tingakt RT, RW, kelurahan, bahkan juga tingkat kota. Parade yang terdiri atas mobil hias kiriman tiap kelurahan, drumband, dan karnaval dengan berjalan kaki mengelilingi rute tertentu di sepanjang kota, juga sangat menakjubkan. Arak-arakan panjang itu bermula dari pukul 10.00 WIB bahkan selesai pukul 18.00 WIB. Setelah melewati panggung kehormatan untuk penilaian, ataraksi dilanjutkan dengan mengelilingi rute tertantu. Sungguh suatu suguhan acara yang sangat memikat.

Setiap mobil dari masing-masing peserta atraksi mengusung tema yang berbeda. Selain mobil dihias sedemikian rupa, biasanya juga ada penumpang yang bersolek sangat rupawan. Jika bertema Kerajaan Singasari, misalnya, pasti ada putri raja yang terkenal dengan Ken Dedes jelita itu. Ini sesuai dengan ikon Kota Malang, khususnya dari kabupaten, berdekatan dengan bekas kerajaan yang terkenal, yakni Kerajaan Singasari.

Ada juga yang mengusung tema hasil bumi, mobil dibentuk seolah kapal laut, pesawat udara, dan lain-lain. Sungguh suguhan yang memanjakan netra. Tidak merugi menyaksikan atraksi dengan berdiri berjam-jam menunggu parade tersebut di tepian jalan tempat rute berlangsung. Masyarakat pun akan tumpah ruah menunggu di setiap tepi jalan tempat parade tersebut lewat. Apalagi para pedagang, acara ini menjadi ajang mendulang rezeki tahunan yang ditunggu-tunggu.

Belum lagi acara pasar malam yang digelar oleh pemerintah kota. Biasanya acara tersebut berada di tanah lapang atau stadion. Pasar malam tersebut berisi stand-stand baik dari pemerintah maupun swasta berisi produk yang dihasilkan hingga wahana mainan untuk anak-anak, remaja, dan orang tua. Seperti biasa, yang namanya pasar malam selalu terdapat mainan anak, pedagang aneka produk makanan, bahkan usaha yang ada di daerah. Semua memamerkan produk dengan menjual ditambah bonus diskon gebyar proklamasi.

Nah, demikianlah keseruan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di daerah saya. Bagaimana di daerah Anda?

Malang, 16 Agustus 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun