Bagus tersenyum sambil memegang tangan Lani dengan lembut. "Tidak ada masalah yang tanpa solusi, Dik! Yakinlah, masalah itu sama dengan cabai yang ada di bumbu masakan bunda atau ART kita. Pedasnya hanya sebentar.Â
Paling-paling di mulut sekitar beberapa menit saja, tetapi membuat masakan tersebut segera habis karena selera kita tinggi menyantapnya. Akan selalu ada masalah di dalam hidup kita. Bukan berakhir, melainkan hadir lagi masalah yang mungkin lebih besar malah! Namun, dengan pengalaman sebelumnya, kita makin menjadi kuat dan tegar, loh!"
"Gitu, ya?" sambut Lani dengan belalak netra.
"Iya, dong, Dik! Masalah-masalah itu, sama seperti soal-soal yang disajikan oleh guru kita di sekolah. Makin tinggi kelas kita, makin sulit dan rumit soal yang dibuatnya. Adik merasa demikian, tidak?"
"Iya, sih!"
"Nah, soal materi Biologi yang kemarin Adik tanyakan untuk kelas 10, apakah sama dengan soal materi Biologi untuk Dik Lina di kelas 8 SMP?"
"Nggak-lah Kak!" jawab Lani sambil menggeleng perlahan.
"Nah, itu tahu! Artinya, masalah Adik yang sekarang, pasti bisa Adik selesaikan sehingga nanti jika permasalahan yang lebih besar hadir, Adik sudah mampu menghadapinya dengan lebih tegar!"
"Mmmm .... Kok masalah datang melulu, ya Kak!"
"Kalau kita masih dianugerahi kesempatan bernapas, Allah pun melatih dan mendidik kita melalui berbagai masalah itu. Sebagai ujian iman, dong! Dengan ujian tersebut, iman kita akan  makin tebal! Ya, Tuhan tidak pernah menegakan dan meninggalkan kita, loh! Tuhan senantiasa membersamai dan memberkati setiap kita. Apalagi ... kalau kita pun selalu mendekat, mendekatkan diri, dan mengadukan permasalahan kepada-Nya! Masalah itu sebenarnya ... masa mendekat kepada Allah, loh!"
"Jadi?"