Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Be a Single Parent

12 Agustus 2024   09:05 Diperbarui: 12 Agustus 2024   09:49 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Centini berupaya dengan keras menghidupi diri, padahal dalam kondisi hamil empat bulanan. Damar tidak mencari apalagi mengunjunginya. Kulasentana mereka benar-benar pecah berkeping-keping diterjang tsunami yang datang tiba-tiba. Centini pergi membawa si sulung dan janin dengan status tidak jelas. Bahkan, saat melahirkan putra kedua pun, Centini mengalami sendiri tanpa kehadiran suami. Damar  benar-benar melupakan dan mencampakkannya.

Karena sudah menganggap Kiara mampu mandiri mengurus si orok, sang ibu pulang kembali ke kota. Tinggallah Kiara bersama keluarga Damar. Kiara telah sah sebagai istri siri Damar sejak Dara dilahirkan. Kiara memang menuntut Damar menikahi tanpa memandang apakah dia sudah beristri.

Saat Dara berusia setahun, Kiara membawa pamit pulang ke kotanya. Namun, di sinilah Kiara mulai melancarkan aksi. Dia membuang dan mengganti nomor gawai dengan nomor baru sehingga tidak bisa dihubungi Damar.

Sepeninggal Kiara, kesehatan ayah dan ibu Damar semakin menurun. Mereka sakit hingga tak lama kemudian keduanya meninggal. Saat itulah Damar baru tahu, Kiara telah menguras dan membawa pergi seluruh harta serta barang berharga lain hingga mengakibatkan jatuh miskin.

Teringatlah Damar akan Centini. Teringatlah akan dosa masa lalunya. Maka, Damar pun bergegas menuju rumah Bude Centini dengan motor butut pinjaman. Saat tiba di rumah Centini dan melihat dua balita tampan, Damar menangis. Namun, Centini merengkuh kedua putra lelaki itu dan mengabaikan mantan suami begitu rupa.

Damar pun melihat sesosok pria berdiri di samping Centini. Ia sadar dan tahu diri. Karma telah tiba menerpa, bahkan menerjang hidupnya hingga terpental jauh dari kedua pangeran kecil yang sedang lucu-lucunya! Ingin memeluk kedua balita yang di nadinya mengalir darah sama dengan dirinya itu. Namun, tak mampu diraihnya!

Damar pergi membawa hati terburai, remuk redam! Ditatapnya kedua pangeran kecil itu dari jauh sambil tergugu. Diselipkanlah sebait doa, semoga kedua buah hati tumbuh sehat, ceria, dan menjadi pria bijaksana. Tidak seperti dirinya yang diakui bodoh dan tidak mensyukuri peran sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab.

Saat  Damar pergi, Centini memperoleh rezeki dari Tuhan, berupa hibah warisan dari almarhum dan almarhumah kedua orang tuanya. Jumlah yang fantastis. Bahkan, Prastowo pria yang pernah singgah di hati itu, sedang berada di sampingnya. Centini beserta keluarga kecilnya bersujud syukur atas nikmat karunia-Nya. Kini Centini tidak lagi kebingungan memikirkan dana pendidikan dan masa depan si buah hati, kedua pangeran si Sasmita dan Sasando.

The end

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun