Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Be a Single Parent

12 Agustus 2024   09:05 Diperbarui: 12 Agustus 2024   09:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak menikah dengan Centini, nafsu berseraga Damar sangat luar biasa. Seleranya dalam berhubungan suami istri begitu tinggi. Saat sulung Sasmita berusia enam bulan, diketahui Centini hamil lagi sekitar tiga bulanan. 

"Bayi pitu meteng telu," kata orang Jawa.

Damar begitu bangga karena dalam waktu dekat akan diperoleh seorang anak lagi. Itu tandanya berkat yang luar biasa dari-Nya karena diketahui ada banyak pasangan yang berusaha mendapatkan momongan dengan susah payah. Disambutnyalah janin di dalam kandungan sang istri dengan penuh sukacita.

Namun, ada selumbar yang diam-diam menggerogoti dan besar kemungkinan bakal mengganggu kulasentananya. Sebagai seseorang berselera hiper, Damar tidak bisa jauh dari istri. Jatah yang dibutuhkan tak bisa diperoleh bila mengalami Long Distance Relationship. Ini yang tidak disadari Damar saat meninggalkan istri untuk mengampu tugas negara.

 Tiga bulan berada di luar kota, Damar jatuh cinta dan melampiaskan hasrat berseraga dengan dara jelita puspa kota megapolitan. Tak disadari kedekatan dan hubungan terlarang dengan sang kekasih hingga si gadis belia berbadan dua. Aktivitas ini pun kurang diantisipasi oleh Damar. Entah mengapa dia tidak berpikir panjang dampak yang bakal menimpa kulasentananya. Kesenangan semata yang ada di kepalanya. Bahkan, merasa bangga karena bisa menyalurkan hasrat bercinta. Gratis pula! Karena pikirnya bukankah si gadis kota itu pun dengan mudahnya menyerahkan jiwa raga padanya? Jadi, tidak salah dong kalau dia menyambut cinta tersebut!

Ketika Damar meninggalkan untuk kembali ke kota asal,  Damar sama sekali tidak mengetahui kondisi si gadis belia yang malang. Dengan sejuta nestapa, si gadis terpaksa menanggung malu seorang diri. Tanpa berkabar secuil pun dari Damar membuatnya bertekad melakukan sesuatu. Ya, demi mempertimbangkan status anak di dalam kandungannya, dalam kondisi hamil Kiara, si gadis ternoda, mencari Damar untuk meminta pertanggungjawaban.

Tepat saat keluarga kecil Damar berbahagia dalam acara selamatan tedhak siten, si sulung Sasmita, datanglah Kiara bersama ibundanya. Kondisi Kiara hamil dan siap melahirkan. Begitu sampai di rumah Damar, Kiara mengalami pendarahan dan tiga jam kemudian melahirkan bayi perempuan jelita yang diberi nama Dara, perpaduan Damar dan Kiara.

Tak dipungkiri bahwa Damar sangat mencintai Kiara. Di dalam hati Damar mengakui bahwa Kiara lebih muda, gesit, cantik, dan pandai memuaskan hasrat ragawinya. Bila Centini hanya berpasrah diri tanpa inisiatif, berbeda jauh dengan Kiara. Wanita kota ini pandai mematut diri, memiliki sejuta cara untuk membuatnya jatuh hati. Penuh inisiatif, aktif, dan kreatif dalam membangunkan cinta sehingga benar-benar membuat Damar tak berkutik di hadapannya.

Kedatangan Kiara yang melahirkan di depan netra pun menyita perhatian Damar. Melihat langsung proses lahiran itu membuat cinta Damar semakin kuat. Dengan mudahnya Damar melupakan Centini dan putra sulungnya. Maka, Centini yang terabaikan membawa Sasmita meninggalkan rumah Damar menuju rumah Budenya. Padahal, kondisi Centini pun sedang berbadan dua pula.

"Be strong enough to let go and wise enough to wait for what you deserve! Untung aku pernah membaca quotes ini!" senandika Centini sambil mengemasi barang-barangnya. 

Ya, jadilah cukup kuat untuk melepaskan dan cukup bijaksana untuk menunggu apa yang pantas kamu dapatkan! Lebih baik pergi daripada hidup semakin kacau bersama suami yang berkhianat! Pikirnya bulat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun