Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tentang Sebuah Impian (Part 2)

29 Juni 2024   17:16 Diperbarui: 29 Juni 2024   18:35 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tentang Sebuah Impian (Part 2)

Masih kuingat cerita kakakku yang juga instruktur pribadiku itu. Suatu saat temannya di kantor mengemudikan mobil bagus miliknya. Temannya itu seorang direktur perusahaan. Tentu saja mobil miliknya bagus dan penampilan dirinya mengesankan siapa pun.
Tatkala ia mengemudikan mobil bagus miliknya melintasi jalanan berliku, tiba-tiba seorang sopir truk melambatkan kendaraannya, lalu meneriakinya lantang, "Kerbau!"

Kontan dan spontan teman direktur  ini tersinggung. Dia merasa dimaki-maki dan dilecehkan oleh seorang sopir truk. Betapa kesal dan marah, dia. Seorang direktur diperlakukan seperti itu oleh sopir yang dianggapnya kurang ajar. Padahal, di kantornya, dia selalu meminta bawahannya untuk menghargai siapa pun termasuk rekan kerjanya. Tiba-tiba di tengah jalan diteriaki kerbau! Wuahh ...

Si direktur pun membalas tak kalah sengit, "Kau sendiri kerbau! Dasar tengil tak tahu sopan santun!"  

Sopir truk dengan santai melaju meninggalkannya tanpa menggubris omelan sang direktur.
Beberapa ratus meter setelah perjalanan lika-liku itu, sang direktur masih memendam dan belum mampu meredam emosi. Seumur-umur baru kali ini dia diteriaki kerbau oleh orang asing. Padahal, orang tuanya mererapkan pola asuh yang sangat bagus sehingga dia menjadi pribadi yang memesona. Kesal benar rasanya! Tidak bisa diredam emosinya itu.

Tidak sampai dua puluh menit kemudian, tiba-tiba kawanan kerbau turun gunung tanpa gembala. Suara jejak kakinya bergemuruh riuh karena derap puluhan ekor kerbau yang seolah melesat dari atas tebing. Sang direktur tergagap, mengerem mendadak. Akibatnya mobilnya oleng dan menabrak seekor kerbau dengan berat tiga kuintal lebih.

Nah, kakak bilang, "Di lingkungan berbeda, jenis bahasa pun berbeda pula. Jika kamu menemukan kasus seperti itu di jalan, sebagai seorang sopir, tanggalkanlah atribut jabatanmu. Di jalan kamu sebagai sopir yang seringkali membutuhkan jasa sopir lain. Maka, jangan menganggap dirimu bijak. Dengarkanlah suara sopir lain, yang mungkin dengan bahas sederhananya berusaha memberi tahu kamu!"  petuah kakak sambil tersenyum.

"Kamu tahu 'kan, si sopir truk mengatakan, 'Kerbau' tadi itu sebenarnya mau memberi tahu bahwa di sana ada kawanan kerbau! Bukan mengolok sang direktur sebagai kerbau! Nah, jika seperti itu yang terjadi, siapa coba yang bodoh, hah?" katanya sambil tertawa berderai.

Kami pun tertawa. Maka, pesan apa yang kita peroleh setelah membaca ceritaku ini? Inilah kenang-kenanganku bagaimana aku disulap oleh kakakku menjadi seorang sopir! Bukan hanya harus memperhatikan dan mempergunakan ligting kanan saat kita (1) hendak berjalan, (2) hendak menyalib mobil lain, (3) meminta jalan agar kendaraan lain yang berpapasan agak ke kiri, atau bahkan (4) hendak berbelok ke kanan. Juga dalam hal mempergunakan dan menyalaakan ligting kiri ketika hendak berbelok ke kiri dan permisi akan minggir untuk berhenti. Dengan demikian kendaraan di belakang kita mengetahui maksud kita.

Itu beberapa bahasa sopir yang harus diperhatikan! Memberikan klakson lirih satu kali sebagai ungkapan terima kasih ketika di jalan sempit kendaraan yang berpapasan sudah memberikan jalan untuk kita, itu juga bahasa sopir yang wajib diketahui. Melambaikan tangan atau menunjukkan jempol tangan kanan untuk sopir lain yang mempersilahan kita lewat pun harus menjadi adab dan adat kebiasaan kita sebagai sopir. Itulah bahasa di jalanan, ahhh ... so.. we must know all  very well ....

Akhirnya, sudah sejak 1993 aku dimampukan-Nya mengendarai mobil. Sejak belum banyak kaum Hawa mengendarai mobil! Dari masih belum memiliki mobil sendiri,  diizinkan-Nya bergonta-ganti mobil bekas dengan cara mencicil, hingga akhirnya diberi-Nya kesempatan inden mobil baru masih juga dengan cara mencicil. Bersyukur, tepat ketika purnatugas, aku bisa menyelesaikan tanggunganku karena kebetulan sekali dana yang kutarik dari koperasi kantorku mencukupi untuk menutup kekurangan cicilan mobil dua bulan terakhir. Dengan demikian, tepat saat purnatugas aku sudah terbebas dari cicilan mobil. Sungguh, luar biasa. Terima kasih, Tuhan, terpujilah nama Tuhan kekal selamanya, amin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun