Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tentang Sebuah Impian (Part 2)

29 Juni 2024   17:16 Diperbarui: 29 Juni 2024   18:35 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh, iya ... kemarin pukul 20.30 saat aku masih di jalanan sepi dengan mengendarai mobil hadiah-Nya itu seorang diri, aku baru teringat satu hal lagi. Kemarin malam itu aku mengikuti ibadah terakhir tahun ini karena selannjutnya Natal tahun ini tidak diizinkan berkunjung atau bersilaturahmi lagi dalam rangka memangkas penyebaran virus Covid 19 ini.

Masih tentang mengemudi mobil. Sebenarnya adalah hal sepele, tetapi sangat penting sehingga kondisinya menegangkanku saat itu. Jika mengingatnya, membuatku tersenyum sendiri karena itu merupakan pengalaman menegangkan yang sekaligus sangat lucu.
Sebenarnya, oleh instrukturku dari lembaga mengemudi mobil, hal itu pernah diajarkan dan dilatihkan seharian ehh satu jam selama dua hari berturut-turut, namun tidak pernah dikemukakan kegunaannya. Pokoknya ikuti saja!

Aku  pernah diminta mengoperasikan mobil dengan suatu cara, dan diulangnya berkali-kali, tetapi ... ya, itu tadi. Kesalahan atau kekurangannya adalah karena tidak diberi tahu fungsi atau manfaat aktivitas itu. Ini benar-benar contoh guru yang kurang baik, menurutku.  Iihh, ... sebel, kan? Aku pun juga tidak menanyakannya karena waktu kursus yang satu jam itu sangat kurang menurutku. 

Beberapa kali putaran waktunya habis dah ... ingat juga loh, aku belum memiliki mobil sendiri sehingga belum banyak masalah yang kuhadapi secara real di lapangan!

Begini: pedal kopling kiri dan pedal gas dimintanya kuinjak seimbang. Saat pedal kopling diinjak setengah, gas pun juga diinjak setengah ternyata kendaraan berhenti sama sekali. Sayangnya instrukturku yang dari lembaga kursus tersebut tidak pernah memberi tahu mengapa begitu dan untuk apa aku harus melakukan seperti itu. Demikian juga kakakku. Dia tidak pernah memberitahuku metode itu. Mungkin saja dia lupa.

Lalu, ketika di suatu perempatan jalan sementara lampu traffic light tersebut merah, dengan mobil bekas pertama yang kuperoleh secara kredit, aku kebingungan. Aku belum paham bahwa sebenarnya harus dengan metode injak setengah kopling dan injak setengah gas hingga dalam kondisi seimbang. Yang kugunakan hand rem agar tidak mundur, dengan gigi netral. Tentu saja aku benar-benar kebingungan dan berkeringat. Berharap mobilku tidak turun alias mundur sehingga menabrak mobil di belakangku. Saat lampu hijau menyala, kulepas hand rem, kuinjak pedal kopling dan juga gas, lalu kumasukkan gigi satu seperti biasa. Menurutku beres sih, padahal sebenarnya itu salah!

Aku tertawa sendiri mengingatnya. Andai aku saat itu diberi tahu, tentu aku paham dan menggunakan model injak setengah kopling dan injak pula setengah gas. Meskipun masuk gigi satu, dengan model seperti itu mobil aman, mobil bisa berhenti meski kondisi jalan menanjak. Untunglah dengan mencoba-coba sendiri, akhirnya aku bisa. Trial and error  saja. Dengan jam terbang makin tinggi, kulitas kemahiran pun meningkat.

Dahulu, yang kutakutkan adalah jika jalanan menanjak lalu kondisi kendaraan beriringan. Ternyata, mengapa kendaraan bisa berhenti tanpa melorot rahasianya pada ini: injak setengah kopling dan setengah gas! Buat keduanya seimbang, maka kendaraan pun tidak beranjak meski jalanan menanjak!

"Aaahh ... seandainya kedua instrukturku membeberkan ilmunya dengan lebih baik!"  aku tersenyum sendiri mengingatnya. Karena itu, aku merasa terbeban. Maka, kepada Anda duhai pembaca, ingin kubeberkan tanpa rahasia perihal pengoperasian kendaraan dengan model manual ini agar siapa tahu Anda tergelitik untuk segera berlatih mengemudi.

Dalam perjalanan awal memiliki mobil, aku pun pernah mengalami hal lain yang sangat menakutkan. Saat itu aku belajar mengendarai  mobil sendirian. Seingatku ke arah Kota Batu dengan jalanan berkelok dan naik turun. Ehh, ... pada suatu tanjakan entah bagaimana mobilku melorot sehingga aku berteriak-teriak. Beruntung jalan turun itu lurus dan sepi. Lalu ada seseorang yang peduli, mengomandaniku dengan teriakan nyaring. Bahkan beliau ini rela belari-lari mengikuti mobilku yang sedang melorot.

Seingatku beliau menenangkanku, ya memintaku dengan tenang membiarkan mobilku yang mati mesinnya itu turun dengan tetap mengendalikan kemudi. Hingga entah bagaimana beliau dengan beberapa orang lain mengambil beberapa kayu dan melintangkannya di jalan itu sehingga mobilku bisa berhenti di tengah jalan yang sudah tidak menurun lagi. Jalan sudah datar. Padahal lumayan tinggi dan adalah kalau 300 meteran! Ngeri banget ...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun