Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menanti Hujan

27 Juni 2024   08:03 Diperbarui: 27 Juni 2024   10:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menanti Hujan

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu


Hari yang sangat cerah tetiba berubah. Mendung abu-abu yang berserak dengan cepat terbawa angin menjadi gumpalan hitam. Sinar matahari tak tampak lagi. Hal ini membuat satwa yang tadi hendak ke taman mengurungkan niatn.

Ada seekor kumbang yang siap-siap mengisap madu bunga. Akan tetapi, karena mendung, ia bersembunyi di balik rimbun daun yang cukup lebar untuk bernaung. Ada juga beberapa ekor semut yang sedang berbaris mencari makanan manis. Mereka berbelok ke arah liang di pohon besar agar terhindar dari hujan yang sebentar akan tiba.

Seekor katak hijau sedang melompat ke sana kemari sambil berteriak girang.

"Hai, Kawan ... marilah kemari! Sebentar lagi hujan akan tiba. Mari kita menari dan berdansa!" serunya sambil memutar-mutar badan dengan jenaka.

"Hai ... semut-semut imut! Ayo, sini ... bersamaku menari. Kita menjemput hujan yang sebentar datang!" ajaknya riang.

"Maaf, kami akan segera meliang ke sarang! Tidak baik berada di luar sarang. Cuaca tidak mendukung aktivitas kami. Maafkan kami, Kawan!" ujar salah seekor semut pekerja.

"Wuaaahh! Rugi amat! Hujan itu berkah, Kawan! Menari di bawah hujan itu luar biasa sensasinya!" serunya bangga.

"Maaf, duhai Katak yang baik! Kami tidak bersahabat dengan hujan! Lebih baik segera sembunyi. Kami pamit, ya!"

"Waah, waaahh .... kasihan sekali kalian, Kawan! Tak pernah menikmati rintik dan rinai!" pongahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun