Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anyelir (Part 9)

26 Juni 2024   09:27 Diperbarui: 26 Juni 2024   09:43 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Tanda-tanda Ajaib tentang Kedewasaan?

"Ketika aku menutup mataku, yang kulihat adalah dirimu. Ketika aku membuka mataku, yang kurasakan adalah aku merindukanmu."

Keesokan harinya seperti biasa Anye segera bangun, menyelesaikan tugas bebersih diri. Hari itu dia hendak berbelanja bahan-bahan karena dilihatnya persediaan sudah habis. 

Beruntung kedua orang tuanya cukup tergolong terpandang dan berada sehingga untuk urusan dana kuliah dan dana hidup Anye tidak pernah berkekurangan. Memang dampak krisis moneter sangat terasa oleh semua anggota masyarakat. Harga apa pun yang kian melangit! Sementara mencari duit juga begitu sulit!

Setelah mandi dan hendak berdandan, dilihatlah beberapa tanda di leher jenjangnya. Berserakan tidak merata di beberapa tempat. Tanda yang dikatakan Jalu kemarin ternyata adalah noda biru ungu yang menghitam. Ya, Anye tidak paham kalau tanda-tanda itulah yang kemarin dimaksud oleh Jalu. Banyak sekali! Hampir memenuhi area walau berpencar.

"Ouhhh!" Anye terpekik saat melihat tanda itu tersebar.

"Jadi ini tanda-tanda itu? Beruntung aku melihat sebelum bepergian. Pantas kemarin dimintanya aku menggunakan scarf. Ah, tanda kedewasaan katanya? Hmmm ada-ada aja, tuh anak!" gumam Anye di depan cermin.

"Beruntung aku masih sedia Thrombophop Gel. Pasti bisa digunakan untuk mengatasinya!" lirih Anye sambil mengoleskan obat tersebut ke beberapa bagian yang biru lebam tersebut.

Anye kini tertawa lebar. Dia menertawakan kebodohan dirinya sekaligus kekonyolan sang kekasih.

"The experience is the best teacher!" serunya.

"Aha, erlebnis!" tambahnya pula.  

"Yah, aku memang harus makin pandai. Bukan hanya pandai bercinta, melainkan juga pandai bagaimana menyiasati agar saat bercinta tidak melebihi dan melewati batas normal!"

"Emang seenggaknya aku mendapat banyak pelajaran hidup darinya. Seru juga ternyata! Walaupun usia dua tiga tahunan di bawahku, mahir juga dia. Dari mana beroleh pengetahuan ekstra seperti itu, coba?" Anye tertawa sendiri mengingat-ingat petualangan yang telah mereka lakukan berdua.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun