Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas menggunakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian tindakan kelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena Bapak/Ibu harus bisa mengimplementasikan tindakan beserta variabel yang sudah dirancang untuk mencapai hasil yang dikehendaki. (Quipper Blog)
Keesokan harinya Anye bangun agak kesiangan. Untung tidak ada kuliah di hari Kamis sehingga dia berencana ke perpustakaan pusat untuk mencari referensi. Kemarin dia mendengar tentang pemanfaatan lagu dalam pembelajaran. Jadilah dia ingin mencoba meneliti apakah lagu bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran, terutama untuk melatih keterampilan wicara.
Dia  pernah mengikuti salah satu seniornya yang hendak melakukan penelitian di sekolah dasar. Dari situlah Anye pun ingin mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah. Masalah  yang dilontarkan saat pertemuan mengawani sang senior.
"Anak-anak yang pemalu selalu susah kalau diminta bercerita di depan kelas. Sangat berbeda dengan mereka yang lincah dan pemberani. Nah, bagaimana memancing mereka yang malu-malu itu untuk mau dan mampu bercerita di depan kelas? Itulah permasalahan utama yang kami, guru-guru di lapangan ini alami!"
"Apakah pernah diajak bernyanyi bersama dulu, Bu?" tiba-tiba terlontar ide di kepala Anye dan langsung ditanyakan.
"Wah, belum pernah juga, sih!"
"Bagaimana kalau saya mengadakan penelitian di sini, Bu? Saya akan mencoba menggunakan lagu anak-anak, mengajak mereka bernyanyi bersama, kemudian meminta mereka untuk menceritakan isi lagu," usul Anye.
"Wah, boleh banget! Silakan dipersiapkan segala sesuatunya, semester depan semoga dapat dilaksanakan di sekolah ini. Kami akan sangat senang jika masalah itu teratasi dengan baik!" sambut kepala sekolah sekaligus memberikan lampu hijau.
"Wah, selamat ya Anye. Ide brilianmu bisa segera ditindaklanjuti, nih!" seru Ibu Aleda dosen salah sebuah universitas negeri di provinsi paling timur Indonesia.
"Hehe, Anye juga berterima kasih pada Ibu. Seandainya tidak mengantar Ibu ke sini, Anye juga tidak bakalan tahu kalau masalah pembelajaran keterampilan berbicara mengalami kesulitan."
Berdasarkan hal itu, Anye bersegera mencari referensi di perpustakaan pusat yang berkaitan dengan pemanfaatan lagu dalam pembelajaran keterampilan berbicara di sekolah, dalam hal ini di sekolah dasar. Dia berpikir agar anak berani bercerita harus memiliki bahan yang hendak dibicarakan. Selain itu, juga harus memiliki rasa senang sehingga dengan tenang dan berani dia mampu menyampaikan cerita di depan kelas.
Lagu atau nyanyian membuat hati menjadi senang. Jika siswa diajak menyanyi terlebih dahulu, isi lagu bisa diceritakan kembali ke dalam bentuk narasi bebas. Dengan demikian, setelah menyanyikan lagu dengan riang gembira, anak pemalu pun akan senang dan bersedia menceritakan kisah berdasarkan lirik lagu yang telah dinyanyikan bersama-sama.
"Yes, harus dicoba!" serunya.
Jadi, Anye berencana membuat deskripsi apa yang akan dilakukan di lapangan dan dukungan teoretis dari pembelajaran kemampuan berbicara serta pemanfaatan lagu dalam pembelajaran. Didukung oleh kepala sekolah tempat sahabat baiknya melakukan penelitian, Anye pun akan mengikuti langkahnya.
Menghubungi Ibu dosen pembimbing dan mengemukakan idenya adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan. Beruntungnya, sepupu Anye pernah indekos di rumah sang dosen beberapa saat sebelumnya sehingga bisa segera akrab dengan sang dosen. Memang sang dosen sangat familiar, friendly, dan dermawan. Hal-hal yang sangat menguntungkan Anye untuk bisa segera menyelesaikan tugasnya di pascasarjana.
*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H