Berdasarkan hal itu, Anye bersegera mencari referensi di perpustakaan pusat yang berkaitan dengan pemanfaatan lagu dalam pembelajaran keterampilan berbicara di sekolah, dalam hal ini di sekolah dasar. Dia berpikir agar anak berani bercerita harus memiliki bahan yang hendak dibicarakan. Selain itu, juga harus memiliki rasa senang sehingga dengan tenang dan berani dia mampu menyampaikan cerita di depan kelas.
Lagu atau nyanyian membuat hati menjadi senang. Jika siswa diajak menyanyi terlebih dahulu, isi lagu bisa diceritakan kembali ke dalam bentuk narasi bebas. Dengan demikian, setelah menyanyikan lagu dengan riang gembira, anak pemalu pun akan senang dan bersedia menceritakan kisah berdasarkan lirik lagu yang telah dinyanyikan bersama-sama.
"Yes, harus dicoba!" serunya.
Jadi, Anye berencana membuat deskripsi apa yang akan dilakukan di lapangan dan dukungan teoretis dari pembelajaran kemampuan berbicara serta pemanfaatan lagu dalam pembelajaran. Didukung oleh kepala sekolah tempat sahabat baiknya melakukan penelitian, Anye pun akan mengikuti langkahnya.
Menghubungi Ibu dosen pembimbing dan mengemukakan idenya adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan. Beruntungnya, sepupu Anye pernah indekos di rumah sang dosen beberapa saat sebelumnya sehingga bisa segera akrab dengan sang dosen. Memang sang dosen sangat familiar, friendly, dan dermawan. Hal-hal yang sangat menguntungkan Anye untuk bisa segera menyelesaikan tugasnya di pascasarjana.
*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H