"Ini memang seminggu perjalanan sebelum jadwal padat kami turun. Kalau jadwal penugasan atau kuliah lanjutan kami turun, so pasti acara seperti ini tidak bisa kita peroleh, kan?" ulas Bintang jelas.
"Iya, sih ... makanya kalau saja diizinkan aku ikut he he he ...," urai Bunga agak merajuk. "Kan jadwal coas-ku juga belum turun, Kak?" lanjutnya.
"Nah, bagaimana ya ... ?" Bintang tidak bisa memutuskan apakah mereka bertiga mengizinkan. Sebab, sejujurnya Bintang juga ingin mendekatkan salah seorang di antara sahabat baiknya tersebut untuk menjadi iparnya.
"Memang perjalanan dalam rangka apa, sih ... Kak?" kejar Bunga.
"Perjalanan mencari ... cinta? Benar demikian, 'kan Kawan?" sahut Bintang meledek kedua sahabatnya.
"Ha ha ha ... betul betul betul ...," tawa Rindang sambil menirukan gaya Ipin Upin dengan lucu.
"Perjalanan yang masih sampai halte, nih ... belum sampai ke terminal cinta terakhir!" sergah Made ikutan tertawa.
Akhirnya, karena Mama tidak ada di rumah, dan chatting  Bunga pun belum dijawab, Bunga rela belum memperoleh izin untuk mengikuti kakak beserta dua temannya ke pulau dewata. Sebenarnya Bunga sudah pernah ke Bali beberapa tahun silam, tetapi kalau kali ini ingin ikut kakaknya salah satu penyebabnya adalah ingin membuang galau hatinya. Mama sudah diberitahu oleh Bunga perihal Fritz yang seolah dijauhkan dengan upaya orang tua hendak memintanya kuliah di luar negeri. Mama hanya meminta Bunga untuk berdoa, biarlah Tuhan yang memilihkan jodoh terbaik untuknya. Hal itu karena kelahiran, jodoh, dan kematian merupakan otoritas Tuhan semata.
Bunga tahu, hatinya tidak mudah berpindah sejak berkenalan dan dekat dengan Fritz. Pemuda jangkung itu memenuhi ruang hati dan otaknya sehingga tidak mudah baginya untuk melupakan sosok pemuda itu apalagi membuangnya jauh-jauh. Sungguh perjuangan yang sangat sulit tentunya.
Karena itu, Bunga berinisiatif untuk melupakan kekasihnya itu dengan cara menyibukkan diri dan mengalihkan perhatian. Genap seminggu berita tentang kondisi kekasihnya yang tidak dapat melawan kehendak orang tuanya itu sungguh membuat hati Bunga kacau balau. Mereka berdua memang belum resmi berpisah, tetapi Bunga tahu bahwa dia harus mundur kalau tidak mau semakin hancur!
Tetiba didengarnya sayup-sayup Tantri Kotak menyenandungkan lagu hitsnya ...
Pelan-pelan saja ... tentu saja dengan lirik yang sangat relevan dengan kondisi galau hatinya.Â