"Ohh ... oke, oke ... nanti Bapak akan coba membicarakan dengan Bapak Kepala Sekolah, ya ... sementara, mungkin kalian bisa segera melaksanakan niat baik kalian!" janji Pak Tejo.
*** Â
Keesokan harinya Pak Tejo mencoba berbincang dengan Bapak Darman, kepala sekolah, Â perihal keinginan si kembar untuk mendaftarkan Deo dari SD 2 mengikuti Lomba Marathon Khusus Siswa SD se-Kecamatan Sukolilo yang biasanya diikuti sekitar 15 SD yang ada.
Mendengar hal itu, kepala sekolah sangat senang. Beliau merasa salut, gegara riset kecil-kecilan yang diterapkan di sekolah ternyata berdampak besar. Bukankah ini yang disasar untuk mencetak manusia Indonesia berkarakter Pancasila? Maka, kepala sekolah langsung setuju dan segera menghubungi kepala SD 2 untuk menggelar kerja sama.
Pak Tejo pun sangat antusias ingin mewujudnyatakan mimpi si kembar. Namun, terjadi sedikit kendala yang harus dicari jalan keluarnya.
Setelah kepala sekolah membicarakan dengan kepala sekolah Deo, kendala terbesarnya adalah masalah pendanaan. Sebagai sekolah di pinggiran, mereka tidak memiliki sponsor. Bagaimanapun mempersiapkan calon seorang atlet daerah yang membutuhkan pelatihan pemantapan pralomba, harus memiliki dana operasional. Hal itulah yang meluruhkan optimisme kepala sekolah. Demikian pula dengan Pak Darma. Kalau dari sekolahnya, Pak Darma mematok sekitar lima siswa yang hendak mengikuti lomba, tentulah tidak bisa menambah satu lagi. apalagi dari SD lain walaupun sedesa.
 Hari itu Pak Darman mengundang si kembar disertai Pak Tejo.
"Kembar, kami tahu niat kamu menolong dan mengorbitkan Deo teman kita itu baik, bahkan baik sekali. Namun, karena pertimbangan: pertama masih kelas 4, padahal syaratnya kelas 5 dan 6, kedua dari segi dana kita tidak mampu, apalagi masalah pendampingan pelatihan yang juga butuh dana, Bapak mohon maaf ... kali ini Bapak belum bisa membantumu!" dalih Pak darman.
Kedua kembar serempak menunduk. Bahkan, netra Lintang spontan berkaca-kaca.
"Pak, saat upacara hari Senin Bapak pernah bilang kalau kita harus memiliki rasa belas kasih dan memperhatikan sesama, terutama yang berkekurangan. Tidak bisakah ini kita usahakan? Misalnya dengan mencarikan sponsor gitu?" usul Bintang terbata-bata.
"Maaf, Kembar ... kami sudah memperoleh sponsor untuk lima orang itu ...," tutur Pak Darman.
"Oke deh, Pak ... nanti kami akan mencoba merayu orang tua kami. Mungkin, kami hanya mohon dukungan agar Bapak membantu kami menyelesaikan masalah administrasi!" ujar Lintang dengan suara bergetar.