Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - belajar mengingat dan menulis apa yang diingat

Menulis dengan sukacita sebab hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Aku Mau Pakai BH, Ma!

14 Juni 2024   14:19 Diperbarui: 14 Juni 2024   15:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku Mau Pakai BH, Ma!
Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Oka kecil sudah punya adik. Ya, ia dengan adik keduanya hanya terpaut dua puluh bulan saja. Masih belum Jowo, kata orang-orang. Artinya, masih belum paham bagaimana harusnya menjadi seorang kakak. Bahkan, saat adiknya lahir dan menyusu mamanya, ia marah-marah dengan bilang kalau itu nenen punya dia. Lucunya lagi, ia bahkan meminta adiknya dikembalikan ke rumah sakit.
Lucu, pintar, dan menggemaskan. Itulah ciri masa kecilnya. Kalau ngganteng, jelas bawaan lahir. Pintar banget, itu juga ciri khasnya yang lain. Tandanya bagaimana?  

Ya, sejak bisa berkata, "Apa?" semua ditanyakan sambil menunjuk sesuatu yang ditanyakannya itu. Misalnya, 'ebor' wadah anyaman bambu yang biasa digunakan nenek untuk meletakkan barang dagangan kemudian diangkat di atas kepalanya. Oka selalu menanyakan alat itu, "Apa?"

Beruntung semua orang dewasa di sekelilingnya menyadari kalau si kecil Oka adalah anak pintar sehingga tidak ada yang bosan menjawab semua pertanyaannya. Ada Mbah Buyut, Mbah Putri, Mbah, Kung dan Papa Mama yang selalu setia menjawab semua pertanyaannya.  

Kata orang, gen intelektualitas itu diturunkan dari sang Mama. Memang, secara faktual mamanya itu sejak kecil terkenal sebagai bintang pelajar yang selalu menduduki peringkat pertama sebagai lulusan terbaik. Kemudian melanjutkan kuliah di strata satu pun memperoleh IPK 3, 33 dan meraih beasiswa selama tiga tahun. Ketika dilanjutkan ke strata dua bersamaan dengan si sulung Oka  yang menempuh S-1 pun si Emak masih bisa meraih IPK, 3,55 sementara si cerdas sulung memperoleh cum laude-nya.

Si sulung Oka memang sudah tampak cerdas sejak balita. Bahkan, sebelum teman-teman sebayanya bisa membaca, si sulung ini sudah piawai membaca, loh!

Ceritanya saat itu sulung mengalami cedera. Karena ditabrak teman, alisnya harus dijahit. Suster Kepala mengantarnya ke RKZ pada jam sekolah. Saat di ruang tunggu, karena sudah diajari sang Mama, Oka mengeja tulisan-tulisan besar yang terpampang di dinding rumah sakit. Misalnya, nama-nama dokter jaga.

Ketika ia sedang mengeja nama-nama itu, Suster Kepala memperhatikan mulutnya yang berkomat-kamit.

"Kamu bisa membaca?" tanya Suster.

"Bisa!" jawabnya lantang.

Disuruhnyalah ia membaca dan ternyata bisa. ketika Suster membeli koran pun, ia mampu membaca tulisan yang besar-besar. Itulah sebabnya, pada saat acara sekolah, ia diminta membaca bukan menghafal suatu teks yang ditulis besar-besar.
Bagaimana kisah ia bisa membaca?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun