Dengan cekatan si ibu mengobati luka-luka Emak. Mengoleskan Betadine di beberapa tempat.
"Ibu jualan apa?"
"Nasi jagung."
"Tempat tinggal Ibu di mana?"
"Di kampung sana, sepuluhan kilometer dari sini." Sambil menunjuk arah kampung jauh di depan.
"Oh!"
"Kamto!" tolehnya pada si sopir, "Urusi sampai tuntas! Bawa sepeda Ibu ini besok ke bengkel!" perintahnya.
"Sekarang titipkan dulu ke tetangga depan itu, lalu kauantar ibu ini ke rumahnya! Besok kalau sepeda itu sudah beres, kauantar sampai rumah supaya bisa digunakan jualan!" lanjutnya. "Paham?" diangguki pula oleh sang sopir.
Diselipkanlah beberapa lembar biru ke tangan Emak sebagai permintaan maaf. Lalu langsung menelepon suaminya, "Mas, bisa jemput aku? Ku-share lock!"
Beberapa saat kemudian seorang pria paruh baya yang menjemput, turun dari kendaraan. Emak mendadak sontak terkesiap. Dadanya bagai tertimpa satu ton batu.Â
Sosok itu ... lelaki yang meninggalkannya sejak sepuluh tahun silam.