Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku tunggal 29 judul, antologi berbagai genre 169 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berburu Gangsir

4 Juni 2024   04:31 Diperbarui: 4 Juni 2024   05:01 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh gangsir mirip jangkrik, tetapi berukuran sedikit lebih besar dengan warna mirip: hitam kecokelatan. Serangga  ini mempunyai kemampuan membuat sarang dengan  menggali lubang di dalam tanah. Di  mulut lubang sarang biasanya terdapat gundukan tanah seperti gunungan kecil.  Banyak   dijumpai di area kebun atau pekarangan rumah dengan kondisi tanah lembab dan gembur.

Jika di area perkebunan, jenis jangkrik ini berpotensi sebagai hama tanaman pertanian. Tidak  jarang mengerat pucuk tanaman dan membawa ke dalam sarang. 

Karena itu, tidak heran jika di berbagai daerah acap ditangkap untuk dikonsumsi.  Kalau  digoreng rasanya gurih bukan main karena kandungan proteinnya lumayan tinggi.

Ada setidaknya lima anak lelaki dan tiga perempuan yang sedang berburu gangsir di halaman kakek. Jika yang lelaki bertugas mengail, memasang umpan, atau menggelontor, lalu menangkapnya, tidak demikian dengan para gadis kecil. Pasukan mereka ini diminta mengambil air dari sumur dengan ember atau menjaga botol kecap bekas yang telah berisi gangsir hasil tangkapan agar tidak terlepas kembali.

Kalau berburu sore hari, mereka terbiasa menggunakan kail berumpan rambut atau air. Namun, berburu pagi atau siang di tanah tegalan beda cara. Setelah menemukan lubang, anak-anak lelaki akan menggali dengan menggunakan wangkil, cangkul mini. Atau  bisa juga dengan memasukkan 'semut bambu' ke dalam liang. Menggali sekitar 30 cm pasti akan ditemukan penghuninya. Demikian juga setelah semut dimasukkan ke liang, penghuni akan keluar dengan sendirinya.

Setelah hasil perburuan dirasa cukup, hasilnya segera digoreng sangrai dan dimakan bersama-sama.

"Gini, cara makannya! Kepala sama isi perut dibuang dulu!"

"Hmm ... gurih!" seru mereka.

"Besok purnama, kita main jamuran 6, ya?"

"Setuju!"

"Baiklah. Sekarang pulanglah! Sudah malam!" kakek menasihati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun