Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Damar Derana (Part 23)

28 Mei 2024   07:38 Diperbarui: 28 Mei 2024   08:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Ketika sang ibu pamit pulang hendak melanjutkan ke rumah Vivi, diam-diam Nadya sangat senang. Dia ingin menutup mata dan telinga tentang berita yang disampaikan, terkhusus tentang mantan suami dan keluarganya itu. Maka dipersilakanlah sopir segera mengantar kedua orang tua itu. Sopir diberitahu agar setelah mereka berdua turun, tidak perlu singgah. Cukup diantar hingga pintu gerbang saja.

Nadya beruntung sekali karena suami kedua ini jauh berbeda dengan suami sebelumnya. Jika Pambudi bisa menyimpan cinta tulus sepuluh tahun, dia percaya bahwa suami kedua ini adalah tipe lelaki setia. Namun demikian, dia tetap akan menjaga keutuhan rumah tangga. Pengalaman yang lalu mengajarkan kepadanya bahwa tidak baik jika memasukkan siapa pun ke dalam rumah tangga.

Orang tua Pambudi masih berada di rumahnya. Ibu mertua itu dengan cekatan membantu merawat baby karena memang dahulu  pernah menjadi perawat. Namun, sejak menikah dengan ayah mertua, sang ibu dipersilakan resign dari pekerjaan.

Saat mengetahui ibunya mengajari Nadya merawat baby, Pambudi sangat senang. Pambudi pun, yang sedang mengambil cuti selama seminggu, berusaha belajar merawat dan terutama memandikan baby-nya. Dia ingin bisa membantu Nadya untuk mengerjakan segala sesuatu yang mampu dilakukan ketika sedang mengambil cuti.

Ketika hari ketiga sang ayah mertua izin pulang, Nadya ingin ibu mertua masih berkenan tinggal bersamanya barang seminggu. Namun, sang ayah tidak mengizinkan. Oleh karena itu, Pambudi segera memesan jasa seorang perawat yang bertugas membantu Nadya menangani Pamela putri cilik yang menggemaskan itu.

Bersyukur baik Nadya maupun Pamela keduanya dalam kondisi sangat prima. Tangis Pamela yang luar biasa keras berhasil membuat hati ayah bunda berbunga-bunga. Dibiarkanlah Pamela berolahraga dengan cara menangis sebab dengan demikian seluruh organ tubuh akan menyesuaikan diri dengan suasana sekitar. Dokter juga berpesan agar Pamela tidak banyak digendong sehingga memperoleh kebebasan mutlak untuk bergerak terutama saat tangis pecah seperti itu.

Hari-hari Nadya disibukkan dengan merawat dan mengasuh Pamela sehingga tidak terasa Pamela pun sudah berusia tiga bulan. Malam itu, suami mencoba mengingatkan untuk meminta jatah yang telah beberapa bulan tidak diperoleh. Nadya tertawa bahagia. Dia meminta maaf karena kesibukan mengurus Pamela sehingga seolah melupakan suami. Namun, Pambudi tahu dan memahami. Sementara, naluri untuk memperoleh jatah tidak dapat ditahan sehingga malam itu mereka  segera bersiap memberikan yang terbaik untuk pasangan.

"Mas, bagaimana kalau Pamela kita beri tambah susu formula? Bagaimana?" Nadya mencoba mendiskusikan dengan suami.

"Mhhmm ... iya, Nok. Besok coba kutelepon Dokter Mila untuk berkonsultasi, ya!"

"Baiklah, Mas!" jawab Nadya dengan senyum manis yang membuat lelah suami  sirna.

Setelah melaksanakan ritual ibadah pasutri berdua, seperti biasa, mereka masih memperbincangkan berbagai masalah keluarga yang harus diselesaikan. Mereka memang menomorsatukan kepentingan kebersamaan terlebih dahulu agar serumit apa pun kondisi keluarga, mereka tetap masih berada dalam lingkup percintaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun