"Kok baru tahu sekarang?"
"Enggak, sih. Sejak melihatmu berusaha sekuat tenaga mengikuti arahan bidan saat partus, upaya kerasmu agar putri kita lahir. Itu  pun aku tahu bahwa istriku ini hebat!"
"He he he ... Papa pingin anak berapa orang?"
"Berapa pun dikasihnya. Yang penting jika Papa pingin, istriku melayaniku dengan baik! Itu saja cukup!"
"Aku ingin lima orang anak. Papa mau segitu atau kurang?"
"Haaahh ... banyak banget, Sayang?! Dua sajalah agar istriku masih bisa melayaniku dengan baik! Ya, ... dua sajalah!" protes Prasojo sementara Vivi tertawa berderai.
"Kok cuma dua, apa nggak kurang?"
"Nggak, ahh ... he he ... dua saja, ya Sayang!"
"Ok, baiklah. Jika sudah punya dua, aku diminta Bu Bidan untuk ber-KB. Kalau KB kalender ... takutnya terlalu dekat jarak kelahiran. Setuju, ya?"
"Mana bagusnya buat Vivi saja, aku nurut!"
 Akan tetapi, Vivi yang masih menyusui balitanya ini tiba-tiba merasa pusing dan mual luar biasa. Ia tidak menyangka kalau baby-nya akan punya adik lagi.