Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis sebagai refreshing dan healing agar terhindar dari lupa

Menulis dengan bahagia apa yang mampu ditulis saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sang Bangau

22 Mei 2024   22:57 Diperbarui: 22 Mei 2024   23:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Anak kucing itu diterbangkan ke desa sebelah dengan sangat cepat. Di desa itu tinggallah beberapa keluarga, satu di antaranya tidak mempunyai anak. Ketika mendapat anak kucing itu, mereka sangat bahagia. Mata Bangbang Bangau berkaca-kaca melihat kegembiraan mereka. Anak kucing itu digendong, diberi makan, dan dipelihara dengan penuh kasih sayang.  


"Kubawakan anak kucing saja ... mereka begitu bahagia, bagaimana jika kubawakan seorang bayi?" senandikanya. "Alangkah bahagia mereka!"


Teringatlah bangau itu akan tugas yang pernah diberikan Ibunda Ratu Bangau. Maka, setelah berpamitan dengan Koli Kolibri sahabat baiknya, terbanglah sang bangau menuju Kerajaan Bangau tempat Ibu Suri tinggal. Ia ingin menjadi Bangau Duta yang membawa sukacita bagi penghuni mayapada.


"Nah, benar, kan? Kalau kita mau menggunakan waktu dengan membantu sesama makhluk, kesedihan akan sirna. Pada saatnya, apa yang kita inginkan pun terlaksana!" kata Koli Kolibri yang didengar oleh beberapa sahabatnya.


Sejak saat itu, terkenallah bahwa sang bangau suka membawakan hadiah berupa bayi mungil kepada keluarga yang belum memiliki anak. Membawa kebahagiaan adalah salah satu hal yang disukai sang bangau. Nah, bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menyenangkan atau membahagiakan bagi sesama kita?

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun