Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll. Buku solo 29 judul, antologi berbagai genre 171 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Damar Derana (Part 14)

20 Mei 2024   07:28 Diperbarui: 20 Mei 2024   07:37 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Part 14

Setelah Prasojo dan Vivi resmi sebagai suami istri, Nadya lebih banyak tinggal di rumah lama. Alasannya sambil mengemasi barang-barang yang ada, sementara Nadya minta izin tinggal di rumah lama. Selain itu, dimintanya pula agar Vivi belajar menjadi calon istri sekaligus calon ibu bayinya tanpa direcoki siapa pun.

"Lebih cepat mandiri, akan lebih baik bagi perkembangan baik ibu maupun baby, kan?" dalihnya dengan nada manja bercanda.

Namun, ternyata Nadya membeli rumah yang lain lagi untuk dirinya sendiri karena dia tidak mau sendirian di rumah yang cukup besar itu. Nadya ingin berganti suasana baru agar hatinya pun tetap bisa bersyukur. Dengan  tidak melihat tiap jengkal kenangan di rumah lama itu, syukurnya akan makin melimpah. Ini juga mengantisipasi jika ternyata Prasojo tidak mau meninggalkan Vivi. Atau lebih tepatnya  sebagai persiapan diri karena ia harus berpisah dengan Prasojo.

Nadya membeli sendiri rumah tersebut dengan tabungan pribadi sehingga Prasojo sama sekali tidak mengetahuinya. Hal itu pun sengaja disembunyikannya sebab ia merasa Prasojo tidak perlu tahu. Sama  halnya seperti ketika Prasojo melakukan pengkhianatan dan perselingkuhan dengan Vivi. Nadya tidak mengetahui sama sekali. Seandainya Vivi tidak hamil, mungkin sampai kini pun Nadya tetap tidak mengetahui petualangan suaminya itu.

Berdasarkan beberapa pemikiran, Nadya bertekad harus mandiri pula. Harus segera menata masa depannya sendiri tanpa merecoki atau direcoki oleh Prasojo dan keluarga barunya. Harus dilakukannya sesegera mungkin tanpa bertangguh.

Ia yakin, cepat atau lambat suaminya itu pasti akan lebih memilih kemenakannya. Jelas sekali, kan. Dari segi usia, kemenakan masih sangat muda. Dari segi kemampuan memberikan keturunan, jelas Vivi sudah membuktikannya. Apa lagi? Bukankah cinta pun bisa saja luntur?

***

Di kontrakan baru, jika Prasojo sedang bekerja di siang hari, Vivi ditemani oleh asisten rumah tangga yang diizinkannya datang pukul 08.00 dan pulang pukul 16.00 menjelang Prasojo pulang dari kantor. Selain agar Vivi ada teman yang menjaganya dengan aman, juga membantu agar  tidak kewalahan melakukan tugas rumah tangga. Ini mengingat kehamilan perdana yang cukup riskan di usia yang ke-17 menjelang 18 tahun.

Kadang Prasojo menjemput Nadya untuk bersama-sama di rumah kontrakan baru mereka, tetapi Nadya lebih banyak berkilah masih menyelesaikan tugas kantor. Nadya ingin lembur, itu alasan klasiknya. Prasojo pun memahami kesibukan istrinya sehingga tidak memaksakan kehendak. Apalagi Vivi rupanya lebih suka jika tidak ada mamanya di rumah baru itu. Sang istri mudanya ini selalu bermanja dengannya. Lucu sekali. Perut buncitnya selalu minta diraba sehingga menambah kasih dan cinta Prasojo terhadapnya.

"Si kecil kangen papanya nih ... !" ajuk Vivi agar Prasojo memanjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun