"Emmm ... Vivi lebih suka nggak serumah, sih?"
"Kenapa begitu?"
"Maunya menjaga perasaan Mama juga, sih. Kan ... wajar kalau di antara kami berdua ada saling cemburu? Betul nggak, sih?"
"Oh, gitu, ya? Jadi ... Vivi cemburu, ya kalau Papa dekat dengan Mama Nadya?"Â
Si jelita pun mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Oke, deh. Nanti kita pikirkan kembali."
"Tapi ... sebaiknya jangan bilang Mama, ya Pa?" Â
"Baiklah ... kalau Vivi mau mandiri, nanti kita bisa cari ART yang bisa menemanimu saat Papa ke kantor," tutur Prasojo lembut.
"Hmmm ... Â ternyata, anak ini baik juga. Ia masih memikirkan perasaan Nadya," pikirnya dalam hati.
Prasojo mulai melaksanakan pelatihan seperti arahan Nadya dengan sangat lembut. Aktivitas ini ternyata sangat disukai si calon ibu. Membuatnya  terperangah dan berulang meminta pasangan untuk melakukannya kembali. Â
"Hmmm ...," ajuk Prasojo sambil kembali menuntun menuju peristirahatan.