Hasilnya? Karena gemar membaca, prestasi mereka pun melejit. Lulus S-1 mereka memperoleh yudisium cum laude. Bahkan sulung dan bungsu memperoleh kesempatan berkuliah S-2 dan S-3 berbeasiswa ke Amerika Serikat.
Oh, iya ... saat ini ketiga jagoan, berkiprah di dunia mereka masing-masing. Menjadi  pembicara dan penulis sesuai dengan bidang yang digelutinya. Bukankah hal ini juga dampak positif dari pembiasaan membaca saat balita?
Nah, jika banyak kenalan yang menanyakan bagaimana resep parenting yang saya lakukan, begitulan resepnya. Â Tidakkah kita ingin putra-putri atau cucu gemar membaca dan memperoleh kesempatan emas seperti itu?
Memang, prestasi bukan yang utama. Akan tetapi, literasi sejak dini perlu diupayakan sejak dari lingkungan keluarga, bukan?
Mari, kita siapkan bacaan. Sebelum mereka bisa membaca sendiri, Andalah yang harus membacakannya agar mereka gemar membaca. Bukankah kemampuan literasi harus dibiasakan sejak dini dari keluarga? Bermula dari orang dewasa yang ada di lingkungan keluarga, kan?
Ini pengalaman pribadi memang. Namun, jika bisa menginspirasi, why not? Mari membumikan literasi di ruang baca rumah kita.Â