Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis novel: Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, dll.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kain Sidomukti Bude Widuri

7 Mei 2024   15:10 Diperbarui: 7 Mei 2024   16:03 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Puluhan tahun silam. Keluarga muda dengan seorang istri berwajah cantik, manis, dan dermawan sedang membawa kedua putra-putrinya refreshing ke tempat wisata. Sang ayah mengemudikan kendaraan dengan sangat hati-hati. Namun, mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pada hari naas itu, kendaraan yang berjalah hati-hati justru terkena musibah. Kendaraan yang berpapasan di jalur lurus dan sepi, ternyata mengalami pecah ban sehingga kendaraan keluarga muda tersebut tertabrak yang mengakibatkan sang suami kembali ke alam baka seketika di TKP.

Kisah tragis yang membuat sang istri trauma luar biasa. Beruntung, ia masih ingat bahwa kedua balitanya membutuhkan pendampingan. Mereka masih harus diasuh, dirawat, dan diurusnya dengan baik, serta penuh kasih sayang. Oleh karena itu, sepeninggal sang suami, ia berupaya menjadi single parent yang gigih.

Dengan bermodal mesin jahit hitam, ia menyingsingkan lengan untuk menjahit dan menerima jahitan. Berbagai rok dan dress dijahit dan digantung di teras rumah. Semacam mini butik rumahan. Ia menjual jasa menjahit sambil membesarkan kedua putra-putrinya. Oleh karena jahitannya halus dan bagus, demikian juga modelnya kekinian, laris manis juga dagangan Bude. Penghasilan harian lumayan bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Bahkan, bisa menggaji seorang karyawan dan seorang pembantu rumah tangga.

Dalam perjalanan hidup berikutnya, dua tahun setelah sang suami meninggalkannya, seorang jejaka memberanikan diri hendak mempersunting. Bude bergeming. Namun, hampir setiap hari sang jejaka menunjukkan keseriusannya. Kebetulan, Suratman, nama jejaka itu sudah memiliki pekerjaan tetap sebagai mandor di salah sebuah proyek pembangunan.

Semula, Bude menolak, tetapi melihat kedua balitanya cukup akrab, ia tak sampai hati menyakiti kedua putranya tersebut. Akhirnya, mengabaikan rasa risih karena dinikahi pria lebih muda, Bude berpasrah diri. Baginya, yang penting kedua putranya nyaman, masalah perasaan nomor sekian.

Beruntung sekali, Suratman, si jejaka sangat pengertian. Ia justru sangat membantu Bude mencari kain guna mempersiapkan baju dagangannya. Singkat kata, mereka berumah tangga dengan damai sejahtera hampir tanpa problema.

Dua dasawarsa kemudian, ketika kedua putra putri merantau mencari kehidupan dan penghidupan di kota lain, Bude kembali ditinggalkan sang suami untuk kedua kalinya, pulang ke alam baka. Ya, sang suami meninggalkannya karena kecelakaan kerja. Sementara, hidup harus berjalan terus. Dengan sisa tenaga, Bude melanjutkan hidupnya seorang diri.

Mahoni putra sulungnya pamit mencari pekerjaan di luar Jawa, katanya ikut temannya bekerja di Tenggarong, Kalimantan Timur. Sementara, Kenari juga pamit ke ibu kota bersama beberapa rekan seangkatan saat di SMK. Entah, sampai kini ketika Bude berusia kepala enam, kedua putra itu tak kunjung pulang.

***

"Jarik Sidomukti kuwi isih iso dilebokke, ora?" tanya Bude Widuri kepada seorang ibu sepuh lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun