Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu
"Bude? Apakah putra-putri bisa dikabari kalau kondisi kesehatan Bude kurang bagus?" tanyaku kepada Bude Widuri, tetangga kanan depan rumah yang sebatang kara.
Kedua putra-putrinya merantau jauh, tidak pernah sekali pun pulang menengok ibunya sehingga seolah-olah tidak memiliki anggota keluarga lagi. Beruntung masyarakat di sekitar kami tinggal memiliki empati tinggi. Ketua RT mengagendakan para tetangga untuk bergantian menjenguk. Bahkan, diminta disalurkan bantuan makanan sekadarnya sehingga tidak sampai kelaparan.
Bukan hanya Bude, melainkan ada pinisepuh lain yang tinggal sendirian. Mereka menjadi tanggung jawab warga se-Rukun Tetangga. Itulah mengapa banyak orang yang betah tinggal di desa asri seperti tempat tinggal kami.
Guyub rukun dan gotong royong masih dijunjung tinggi oleh warga. Empati dan simpati selalu diwujudnyatakan dalam tindakan nyata. Ya, walaupun warga bukan seluruhnya kaum berada, kondisi ekonomi gendhong indhit, artinya yang kuat akan membantu yang lemah.
"Bude, apa Njenengan nyimpan nomor telepon Mas Mahoni dan Mbak Kenari?" selidikku serius.
Bude hanya menggeleng, "Jangan usik mereka. Pasti mereka sibuk. Kalau tidak, pasti bisa pulang," lirihnya.
"Lah, ini Bude harus saya bawa ke rumah sakit. Saya 'kan harus mengabari mereka?" dalihku.
"Jangan khawatir, aku nggak apa-apa. Jika istirahat pasti akan sembuh kembali!" jawabnya santai.
Padahal, aku tahu persis. Melihat raut mukanya, Bude menyembunyikan sesakit. Namun, dengan dalih jangan merepotkan kedua putranya, kami tidak pernah diizinkan memberikan kabar kalau Bude dalam kondisi drop.
Dalam setahun terakhir ini kondisi kesehatan Bude memang sering drop, tetapi seperti biasa tidak mau dibawa ke dokter, apalagi sampai opname. Oleh karena itu, kami para tetangga hanya rutin menyambangi dengan membawakan buah tangan sekadarnya. Apalagi Ketua RT wanti-wanti meminta agar sekalian menyuapi kalau tidak mau makan. Pokoknya, diusahakan agar tidak kelaparan sehingga tidak tampak kurus kering. Malahan, ada yang ditugasi untuk merawat janda dan pinisepuh ini. Dari mana dananya? Tentu, dari donatur yang tidak mau disebut namanya.