Saya pun mengangguk sambil berlalu mencari sasaran lain.
Ketika melihat seorang kakek sedang berjalan tertatih membawa karung khas pemulung, saya menyerahkan satu bungkus kepadanya.
"Nggo aku?" tanyanya keheranan sambil menerima bungkusan nasi itu. "Matur nuwun, loh yoo!"Â jawabnya polos sambil menatap mata saya. Saya pun mengangguk sambil menangkupkan kedua telapak tangan di dada.
Tahu tidak, betapa hancur hati saya melihat mereka sambil membayangkan seandainya saya berada di posisi mereka. Air mata saya pun meleleh tanpa diundang.
Saudaraku, pernahkah terlintas di hati dan pikiran kita seandainya kita bertukar posisi dengan mereka? Bagaimana perasaan kita? Lapar, lelah, haus hanya karena harus mengais rezeki harian kita?Â
Maka, harusnya kita niatkan dan tekadkan hati untuk menjadi saluran berkat, sambil berkeyakinan bahwa Tuhan pasti berkenan dengan action kita meskipun hanya hal kecil yang tidak populer! Bukan untuk berpamer diri, melainkan untuk mengetuk hati! Bukan sekadar konten pada Tik Tok atau Reel, melainkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat sehat yang dilimpahkan-Nya.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H