Walaupun dia mengatakan harusnya ikut dengannya untuk bersenang-senang, aku tetap bersikap sopan menjawab dengan lemah lembut, mengemukakan terima kasih, dan mendoakan keselamatannya. Aku katakan bahwa dia dikirim sebagai malaikat penolong buatku.
Seandainya Tuhan tidak berkarya, kemungkinan aku bisa saja dilarikannya dengan kendaraannya itu. Akan tetapi, Tuhan sungguh sangat baik. Dengan mengirimkan dia melewati jalur jalanku dan mempersilakan aku menumpang kendaraannya, aku bisa ikut doa di gereja pagi itu.
Dua hari kemudian ternyata anak angkatku dipanggil Tuhan. Ternyata anak angkatku itu mengidap kanker peparu stadium akhir. Sementara, aku tidak pernah mengetahuinya.
Terima kasih kepada Tuhan yang mengirimkan orang baik dan memberikan tumpangan padaku di saat aku dalam kondisi emergency.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H